Belajar Dari Umar (Lanjutan Bidadari
Edisi Spesial)
Jika kita sudah membaca sebuah
kisah tentang bidadari edisi spesial yang sengaja Allah ciptakan khusus untuk
Umar lantaran Umar selalu memenuhi kehendak Allah, maka dalam tulisan kali ini,
kita akan sedikit mengulas tentang bagaimana Umar bisa mendapatkan bidadari
edisi spesial itu dan mengambil pelajaran darinya.
Siapa sesungguhnya Umar yang bisa mendapat bidadari edisi spesial dari
Allah?
Umar bin Khaththab r.a. adalah salah satu dari sahabat Rasulullah ï·º.
Semenjak memeluk islam, kaum muslimin seakan memperoleh suatu kekuatan yang
sangat besar.
Ini merupakan buah dikabulkannya
do’a Rasulullah ï·º, “Ya Allah muliakanlah
Islam dengan masuknya salah seorang dari dua Umar” (Umar bin Khaththab,
atau Amr bin Hisyam alias Abu Jahal.
Sejak saat itu, kaum muslimin
yang baru sedikit jumlahnya berani shalat dan thawaf di Ka’bah secara
terang-terangan.
Dakwah yang awalnya
sembunyi-sembunyi berubah menjadi berani memunculkan diri.
Umar pun dipanggil al-faruq, sang pembeda. Seiring dengan
itu masuk Islam pula Hamzah bin Abdul
Muthalib, sang pendekar Quraisy.
Umar adalah seorang yang wara’,
ia sangat teliti, hati-hati terhadap dosa hingga yang sekecil-kecilnya.
Bahkan ia pun takut kalau-kalau
masuk neraka, dan amat takut pula kalau ia termasuk dalam kategori orang
munafik. Karena saking takutnya, ia sering menangis ketika membaca atau
mendengarkan lantunan ayat-ayat al-Qur’an.
Pernah ia pingsan selama satu
bulan usai mendengarkan lantunan surat ath-Thuur.
Banyak kata-kata Umar yang sering
dikuatkan dalam al-Qur’an. Umar mempelajari surah al-Baqarah selama 10 tahun,
ia kemudian melapor kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah apakah kehidupanku sudah
mencerminkan surah al-Baqarah? Apabila belum, maka aku tidak akan melanjutkan
ke surah berikutnya.”
Rasulullah menjawab, “sudah…!” Umar mengamalkan agama sesuai kehendak Allah Ta’ala.
Karena kesungguhannya inilah
banyak ayat di al-Qur’an yang diturunkan Allah bersesuaian dengan kehendak yang
ada pada hatinya, seperti mengenai pengharaman arak atau khamr, ayat mengenai
hijab, ayat tentang tawanan perang badar.
Komentar Umar seputar penciptaan
manusia… “Fatabaarakallaahu ahsanal
khaaliqiin… Maka Maha Suci Allah,
Pencipta Yang Paling Baik” diabadikan dalam surah al-Mu’minun [23] ayat
12-14.
Umar bin Khaththab juga memiliki
kemampuan berfikir yang dahsyat, mampu merancang strategi jihad ketika beliau
di tengah shalat, memberikan aba-aba kepada pasukan muslim untuk naik ke bukit
ketika mereka terdesak, padahal pada waktu itu sedang berkhutbah Jum’at.
Salah seorang ulama menyifati
beliau dengan ungkapan, “Umar adalah
orang yang ketika berfikir tentang sesuatu, juga mampu berfikir tentang sesuatu
yang lain.”
Ibnul Qayyim menyebut Umar
sebagai pribadi yang memiliki tadaffuqul azamat, memunculkan berbagai macam
gagasan dan tekad pada waktu yang bersamaan. Luar biasa!
Itulah Umar. Pribadi khusus yang
mendapat hadiah khusus dari Allah. Memiliki jati diri unik. Memiliki amal
fenomenal. Kaya dengan gagasan besar.
Kita bisa belajar dari Umar untuk
melakukan lompatan besar. Syahadat telah mengubahnya, merevolusi kehidupan
preman jadi pahlawan, dari penjahat jadi ahlul jihad, dari pembuat onar jadi
pendekar.
Sumber; buku New Quantum Tarbiyah (karya
Ustadz Solikhin Abu 'Izzuddin)
Belajar Dari Umar (Lanjutan Bidadari Edisi Spesial)
Reviewed by Nurul Hidayat
on
November 22, 2018
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar