banner image

Syukurku Atas nikmat hidayah pada keluargaku

Ayah, Aku Rindu
bagian 3
oleh Nurul Hidayat

Syukurku Atas nikmat hidayah pada keluargaku

Alhamdulillah. Makan malamku sudah habis, aku izin kepada ibu untuk kembali ke kamar. Sedang adikku belum menghabiskan makanannya, sedari tadi ia makan sambil mengobrol dan bercerita kepada ibu tentang teman-teman sekolahnya.
Ibu sangat serius mendengarkan, semakin menegaskan kepedulian dan perhatiannya kepada anak-anaknya. Sesekali ibu menimpali dan sedikit menggoda adikku yang saat itu sedang bercerita tentang kejadian-kejadian yang pernah ia alami dengan teman-teman di sekolahnya.

Setelah adikku puas bercerita kepada ibu, dengan tatapan mesra dan suara lembutnya yang khas, ibu memberi nasihat kepada adikku. Ibu menasihati adikku agar ia bisa menjadi anak yang baik, pintar dan berprestasi di sekolah. Ibu ingin kami bisa menjadi kebanggan, bukan haya di keluarga kami, tapi juga di masyarakat. Ibu juga mengarahkan adikku untuk mulai bisa memilih-milih teman dan belajar membedakan mana yang baik dan mana yang tidak, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Akupun turut mendengarkan nasihat yang diberikan ibu kepada adikku dari balik kamar, saat itu Ibu menyampaikan keinginannya untuk bisa berkumpul kembali, bersama dengan keluarga ini di dalam syurganya Allah nanti.

Karena itulah, ibu selalu berpesan kepada kami untuk tidak meninggalkan ibadah wajib sesuai dengan ajaran agama yang kami percayai, yaitu islam. Terutama terkait masalah ibadah sholat, ibu selalu berpesan agar kami bisa menjaga sholat lima waktu kami meski bagaimanapun keadaannya, menjaga harga diri dan kemuliaan kami dengan selalu jujur dalam berkata dan bersikap, bersabar dalam menghadapi setiap cobaan, serta selalu bersyukur dengan segala kenikmatan yang telah Allah berikan.

Ibu dan ayah membesarkan dan mendidik kami dengan sangat baik, ditanamkan oleh mereka nilai-nilai keislaman kepada kami. Hingga kami tumbuh menjadi anak yang memiliki akhlak yang baik, insyaAllah. Ibu dan ayah juga selalu mengajarkan kepada kami untuk selalu peduli, baik kepada manusia, maupun kepada mahluk-mahluk ciptaan Allah yang lainnya.

Usia adikku sekarang sudah menginjak 13 tahun, ibu tahu benar, di usia yang sudah mulai masuk remaja itu, ada tantangan besar yang siap menghadang adikku. Apalagi dia perempuan. Lebih rentan terserang penyakit-penyakit yang banyak merasuki tubuh dan fikiran anak remaja masa kini.

Aku juga merasa khawatir dengan adikku, karena aku sadar, akan tanggung jawabku sebagai anak laki-laki tertua di rumah, yang harus menggantikan tugas ayah dalam membimbing adik-adikku agar tetap istiqomah melaksanakan ajaran agamanya.

Di sisi lain, aku sangat bangga dengan adikku, di usianya yang masih sangat muda, ia mampu berfikir lebih dewasa dari usia fisiknya. Adikku memang manja, tapi itu hanya kepadaku dan juga ibu. Aku suka dengan sikap adikku yang demikian, yang semakin menambah suasana hangat dalam keluarga ini. Meski terbilang manja, tapi manjanya itu bukanlah manja sebagaimana anak-anak di luar sana. Yang hanya bisa meminta untuk memenuhi apa yang mereka inginkan, tapi tak mau berusaha dan tak mau bekerja keras untuk mendapatkannya. Sangat berbeda dengan adikku. Ia selalu mengusahakan sendiri apapun yang Ia inginkan.

Adikku sudah sangat mandiri, dalam kesehariaanya ia sangat tidak ingin merepotkan aku dan ibu. Apapun, jika ia masih bisa melakukannya sendiri, maka ia kan berusaha sendiri. Hanya sesekali saja ia meminta bantuan kepadaku atau ibu, jika ia benar-benar sudah tak mampu untuk melakukannya.

Adikku termasuk anak yang pintar dan cerdas, setiap pembagian rapot hasil ujian, adikku selalu masuk dalam jajaran 3 besar siswa dengan nilai tertinggi. Hal lain yang lebih membuatku bangga adalah, ia tak pernah tinggalkan sholatnya, jika memang tak ada uzhur atau alasan yang syar’i, yang memperbolehkannya untuk tidak melaksanakan sholat. Bahkan kitab suci Al-Qur’an selalu ada di dalam tasnya. Ia benar-benar seperti ibu.

Cantiknya pun seperti ibu, dengan gamis panjang dan jilbab lebar yang menutupi tubuhnya, ia benar-benar terlihat seperti bidadari kecil yang menghiasi rumah kami.

Aku bangga pada ayah dan ibu, yang telah mendidik aku dan adikku menjadi orang yang taat dengan perintah Allah. Semoga Allah istiqomahkan kami di dalam jalan kebenaran yang diridhoiNya. Aamiin.

Syukurku Atas nikmat hidayah pada keluargaku Syukurku Atas nikmat hidayah pada keluargaku Reviewed by Nurul Hidayat on Mei 09, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.