banner image

ibu



Ya Allah, belasan tahun sudah Engkau memberikan kesempatan untukku berada di bumi Mu nan indah.
Belasan tahun sudah Engkau memberikan begitu banyak rahmat dan nikmat kepadaku.
Belasan tahun sudah Engkau menjagaku, melalui sesosok malaikat yang menyerupai bentuk manusia
Serta, belasan tahun sudah malaikat Mu itu selalu membimbingku menuju jalan yang terbaik.
Namun ya Allah, sampai dengan hari ini aku belum bisa melakukan apa-apa untuk Mu.
Aku belum bisa memberi kebahagiaan pada malaikat Mu yang selama ini menjagaku.
Hanya rasa syukur dan terima kasih yang bisa aku ucapkan, atas apa yang aku dapatkan selama ini.
Izinkan aku untuk bisa memberikan kebahagiaan kepada malaikat yang selama ini ada di sampingku, yang Kau turunkan untuk menjagaku, yang mana Kau minta agar aku menyebutnya dengan sebutan “Ibu”.

Ibu, apa yang terlintas dalam benak kita ketika kita membaca atau mendengar kata itu? Yah tentunya secara otomatis, pikiran kita tertuju pada sesosok orang yang luar biasa, yang keberadaannya sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Orang yang mampu membuat orang lain menjadi orang yang hebat, orang yang dengan kegigihannya, mampu memecahkan kerasnya dindng-dinding kaca kehidupan yang cukup tebal, orang yang rela berkorban, demi orang-orang yang dicintainya. Ibu, sosok luar biasa yang terkadang kita anggap biasa.
Tak akan habis kata, ketika kita membahas tema mengenai ibu, tak akan kelu lidah ini berucap, ketika kita membahas tema mengenai ibu, dan tak akan lelah otak ini memikirkan, ketika kita berbicara mengenai ibu.
Di luar sana, banyak sekali orang yang memiliki pengalaman luar biasa dengan ibunya, tak dapat dipungkiri lagi, sosok ibu bisa dikatakan sebagai malaikat yang menjelma manusia, yang dikirim oleh Tuhan untuk menjaga dan melindungi kita, anak-anaknya. Ibu adalah seorang jendral, yang dengan kedisiplinannya, mengajarkan kepada anak-anaknya bagaimana menjadi orang yang hebat, menjadi orang yang disiplin, menjadi orang yang mampu berjuang melawan kerasnya arus kehidupan. Ibu adalah seorang guru, yang dengan kebijaksanaannya, mengajarkan anak-anaknya berbagai macam ilmu pengetahuan, agar kita mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak, agar kita mampu menilai, mana yang harus kita kejar dan mana yang tidak, sekali lagi, agar kita mampu menimbang, jalan mana yang harus kita pilih dan mana yang tidak. Dan ibu adalah seorang malaikat, yang dengan kelembutannya, membimbing dan menuntun kita menuju ke suatu tempat yang indah, yang dengan keikhlasan hatinya, selalu berusaha memenuhi apapun yang kita butuhkan, dan dengan kesabarannya, selalu mendampingi kita dalam kondisi apapun.
Sebuah buku, tak akan cukup untuk menuliskan bagaimana luar biasanya sosok seorang ibu, 7 semester, tak cukup lama untuk mempelajari bagaimana seorang ibu mampu melakukan hal-hal yang luar biasa, dan seumur hidup kita, tak akan mampu membalas seluruh jasa-jasanya yang dengan tulus dan ikhlas, selalu Ia curahkan kepada kita.
Kesempatan kali ini, aku akan bercerita dan membagikan pengalamanku bersama ibuku, dan semoga cerita yang aku tulis ini mampu menumbuhkan rasa cinta kita terhadap ibu kita lebih dalam lagi. Aku dilahirkan dari sebuah keluarga kecil sederhana, yang terdiri dari 4 orang, namun dengan kesederhanaan inilah aku bisa mengerti arti dan makna dari kehidupan ini serta lebih mampu menghargai hidup ini. Aku termotivasi dari kegigihan dan keikhlasan ibuku yang sedari kecil telah merawat dan membimbingku hingga aku bisa menjadi seperti sekarang. Perjuangan ibu telah dimulai, jauh sebelum aku mengerti akan arti kehidupan, yakni saat aku dan kita semua masih dalam kandungannya, dengan penuh keikhlasan, Ia selalu merawat kita dengan baik, mengusahakan segala yang terbaik, agar aku dapat terlahir menjadi seorang anak yang hebat. Kesulitan demi kesulitan Ia lalui dengan tetap tersenyum dan penuh keikhlasan, dan akhirnya, ketika hari ketika aku mulai ingin menampakkan wajahku ke dunia yang baru ini, ibuku harus berjuang mati-matian untuk bisa memenuhi keinginanku untuk menatap dan merasakan hangatnya cahaya matahari.
Hari itu, ketika usia kandungan telah sempurna, dan aku mulai memaksakan untuk cepat-cepat menatap dunia yang lebih luas ini, ibuku merasakan kesakitan yang luar biasa sakitnya. Tak hanya itu, ibuku harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer pada pukul 2 pagi untuk menuju rumah kakaknya yang berada di kota, karena pada waktu itu aku terus memaksa ibuku untuk segera keluar dari rahimnya.
Kita bayangkan saja, dari mulai sebelum kita dilahirkan, ibu sudah berjuang dengan sekuat tenaga untuk membela kita. Perjuangannya tak sampai disitu, ketika kita mulai beranjak tumbuh menjadi seorang anak yang kala itu memiliki rasa keingintahuan yang sangat kuat, dengan penuh kesabaran, ibu mengajarkan padaku akan bayak hal, sampai akhirnya aku mengerti apa yang ada di sekitarku.
Ketika aku mulai tumbuh menjadi seorang remaja, aku memiliki banyak sekali keinginan, namun ibu tak memberikan semuanya begitu saja, ibu mengarahkan aku, ketika aku memiliki keinginan, maka berusaha adalah jawaban untuk memenuhi keinginan itu, bukannya menengadahkan tangan seraya meminta agar keinginan itu dapat terpenuhi. Dengan lemah lembut, ibu mengajarkanku bagaimana cranya berusaha, hingga akhirnya aku bisa menjadi orang yang mandiri, yang bisa memenuhi sebagian yang aku butuhkan dengan usahaku sendiri.
Aku terharu dengan kegigihan ibuku dalam membimbingku serta membantu ayahku untuk menafkahi keluarga ini. Ibu selalu mengajarkan kedisiplinan dan ketekunan kepadaku, itu kunci untuk menuju sukses katanya. Dan benar sekali, banyak hal yang bisa aku dapatkan dengan disiplin dan tekun. Sekali lagi, ibu menjadi guru terbaik untukku dan menjadi sosok tauladan yang sikap dan pola pikirnya sangat ingin sekali aku miliki. Ibu mengajarkanku untuk sabar dan tawakal dalam menghadapi kesulitan, hingga akhirnya kesulitan itu dapat aku atasi dengan tetap tersenyum ceria. Ibu mengajarkan kepadaku mengenai kekuatan dari keyakinan, Beliau selalu berkata “
Keyakinan yang kuat akan mendatangkan suatu keajaiban, dan Allah akan membukakan jalan bagi hambaNya yang yakin.” Kata-kata itu selalu terngiang dalam benakku, seakan menjadi api penyemangat untukku dalam mengarungi kerasnya kehidupan yang peuh dengan kompetisi seperti sekarang ini.
Dan terakhir, dengan do’a dan restu dari ibu lah akhirnya aku bisa melanjutkan pendidikanku ke perguruan tinggi dan menjadi seorang mahasiswa dengan status beasiswa. Semua berkat ibu, tak aku pungkiri, keberadaanku disini saat ini dan keberhasilan yang telah aku raih selama ini, semua merupakan do’a dari ibuku.
Aku ucapkan, terima kasih ibu, atas apa yang telah ibu usahakan untukku, biarlah Allah yang membalas seluruh jasa ibu, cukuplah do’akan aku agar aku bisa memberikan kebahagiaan untukmu dan membawamu ke surgaNya nanti. Aamiin.
ibu ibu Reviewed by Nurul Hidayat on Desember 20, 2013 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.