AKHLAK
A. Akhlak, Etika dan Moral
Akhlak menurut bahasa berarti
tingkah laku, perangai atau tabiat. Sedangkan menurut istilah adalah
pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk, mengatur pergaulan
manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya.
Selain akhlak digunakan pula istilah etika
dan moral. Etika berasal dari bahasa Yunani “ethes”, artinya adat
kebiasaan. Etika adalah ilmu yang menyelidiki baik dan buruk dengan
memperhatikan perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh akal pikiran.
Persamaan dan perbedaannya :
} Persamaan
antara akhlak dengan etika adalah keduanya membahas masalah baik dan buruk
tingkah laku manusia.
} Perbedaannya
terletak pada dasarnya. Dimana etika bertitik tolak dari pikiran manusia,
sedangkan akhlak berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya.
} Moral
berasal dari kata “mores” yang berarti adat kebiasaan. Moral adalah
tindakan manusia sesuai dengan ide-ide umum (masyarakat) yang baik dan wajar.
} Moral
dan etika memiliki kesamaan dalam hal baik dan buruk. Bedanya etika
bersifat teoritis, sedangkan moral lebih bersifat praktis. Menurut filsafat,
etika memandang perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral
memandangnya secara lokal.
} Akhlak
tidak terlepas dari aqidah dan syariah. Oleh karena itu, akhlak merupakan
pola tingkah laku yang mengakumulasikan aspek keyakinan dan ketaatan sehingga
tergambar dalam perilaku yang baik.
B. Akhlak Islam
1.
Akhlak Terhadap Allah
Berakhlak yang baik kepada Allah, antara lain
melalui :
a.
Beriman, yaitu meyakini wujud dan keesaan
Allah serta meyakini apa yang difirmankan-Nya, seperti iman kepada malaikat,
kitab-kitab, rasul-rasul, hari kiamat serta qadha dan qadar. Beriman merupakan
fondamen dari seluruh bangunan akhlak Islam.
b.
Taat, yaitu patuh kepada segala perintah-Nya
dan menjauhkan segala larangan-Nya. Sikap taat kepada perintah Allah merupakan
sikap yang mendasar setelah beriman.
c.
Ikhlas, yaitu melaksanakan perintah Allah
dengan pasrah dan tanpa mengharapkan sesuatu, kecuali keridhaan Allah.
d.
Khusyuk, yaitu melaksanakan perintah
dengan sungguh-sungguh. Khusyuk melahirkan ketenangan lahir dan perasaan
bahagia pada orang yang melaksanakannya.
e.
Husnudzan, yaitu berbaik sangka kepada
Allah. Apa saja yang diberikan-Nya merupakan pilihan yang terbaik untuk manusia.
Sehingga apa saja yang diterimanya dipandang sebagai suatu yang
terbaik bagi dirinya.
f.
Tawakal, yaitu mempercayakan diri kepada
Allah dalam melaksanakan suatu kegiatan atau rencana. Sikap tawakal merupakan
gambaran dari sabar, kerja keras dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan suatu
rencana. Apabila rencana tersebut berhasil atau gagal, ia mampu menerimanya
tanpa penyesalan.
g.
Syukur, yaitu mengungkapkan rasa syukur
kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Ungkapan syukur dilakukan
dengan kata-kata dan perilaku. Dalam kata-kata adalah mengucapkan Alhamdulillah
setiap saat. Sedangkan dengan perilaku adalah menggunakan nikmat Allah sesuai
dengan semestinya.
h.
Bertasbih, yaitu mensucikan Allah dengan
ucapan, yaitu memperbanyak mengucapkan subhanallah (Maha Suci Allah) serta
menjauhkan perilaku yang dapat mengotori nama Allah Yang Maha Suci.
i.
Istighfar, yaitu meminta ampun kepada
Allah atas segala dosa yang pernah dibuat dengan mengucapkan “astagfirullahal
adzim” (aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung). Sedangkan
istighfar melalui perbuatan dilakukan dengan cara tidak mengulangi dosa atau
kesalahan yang telah dilakukan.
j.
Takbir, yaitu mengagungkan Allah dengan
membaca Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Mengagungkan Allah melalui
perilaku adalah mengagungkan nama-Nya dalam segala hal, sehingga tidak
menjadikan sesuatu melebihi keagungan Allah.
k.
Do’a, yaitu meminta kepada Allah apa saja
yang diinginkan dengan cara yang baik sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah.
Do’a adalah cara membuktikan kelemahan manusia di hadapan Allah, karena itu
berdo’a merupakan inti dari ibadah.
2.
Akhlak Terhadap Manusia
a.
Akhlak Terhadap diri sendiri
1) Setia
(al-Amanah), yaitu sikap pribadi setia, tulus hati dan jujur dalam
melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, baik berupa harta, rahasia,
kewajiban atau kepercayaan lainnya.
2) Benar
(as-Shidqatu), yaitu berlaku benar dan jujur baik dalam perkataan maupun
perbuatan.
3) Adil
(al-’Adlu) yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kebalikan dari
sifat ‘adil adalah zalim, yaitu menetapkan suatu keputusan hukum secara berat
sebelah atau tidak seimbang.
4) Memelihara
kesucian diri (al-Ifafah), yaitu menjaga dan memelihara kesucian dan
kehormatan diri dari tindakan tercela, fitnah dan perbuatan yang dapat
mengotori dirinya. Akhlak mazmumah dari ifafah adalah budak nafsu, yaitu
mengikuti keinginan hawa nafsu dan emosinya.
5) Malu
(al-Haya), yaitu malu terhadap Allah dan diri sendiri dari perbuatan
melanggar perintah Allah.
6) Keberanian
(as-Syajaah), yaitu sikap mental yang menguasai hawa nafsu dan berbuat
menurut semestinya. Sabda Rasul: “Bukanlah yang dinamakan pemberani orang yang
kuat bergulat, sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang sanggup menguasai
hawa nafsunya dikala marah”. (HR. Mutafaq ‘alaih)
7) Kekuatan
(al-Quwwah) terdiri atas kekuatan fisik, jiwa atau semangat dan pikiran
atau kecerdasan. Kekuatan fisik dipelihara melalui makanan, pemeliharaan
kesehatan dan kebugaran sehingga tidak mudah terkena penyakit. Kekuatan jiwa
adalah ketangguhan menerima cobaan dan kesiapan melakukan perjuangan, tidak
mudah lemah dan putus asa.
8) Kesabaran
(as-shabru) terdiri atas kesabaran ketika ditimpa musibah dan kesabaran
dalam mengerjakan sesuatu.
9) Kasih
sayang (ar-rahman) yaitu sikap mengasihi terhadap diri sendiri,
orang lain dan sesama makhluk.
10) Hemat
(al-iqtishad), yaitu sikap hemat yang meliputi hemat terhadap harta,
tenaga, dan waktu. Kebalikan dari sikap hemat adalah boros.
b.
Akhlak Terhadap Keluarga
1)
Akhlak Terhadap Orang Tua
Akhlak terhadap orang tua sangat ditekankan
dalam ajaran Islam. Beberapa prinsip akhlak mahmudah terhadap orang tua antara
lain :
a) Patuh,
yaitu mentaati perintah orang tua, kecuali yang bertentangan dengan perintah
Allah
b) Ihsan,
yaitu berbuat baik kepada mereka sepanjang hidupnya
c) Lemah
lembut dalam perkataan maupun tindakan
d) Merendahkan
diri dihadapannya
e) Berterima
kasih
f) Berdo’a
untuk mereka atau meminta do’a kepada mereka.
2)
Akhlak Terhadap Suami-Istri
Suami-istri merupakan ikatan yang
menghubungkan kasih sayang antara laki-laki dan perempuan. Dalam keluarga
hubungan itu melahirkan komunikasi, baik dengan kata-kata maupun perilaku.
3)
Akhlak Terhadap Anak
Akhlak terhadap anak adalah memberinya
perhatian dan kasih sayang yang sangat dibutuhkan anak. Merawat, mengasuh,
membimbing dan mengarahkan anak merupakan bagian yang sangat penting dalam
mengembangkan akhlak yang baik.
4)
Akhlak Terhadap Tetangga
Tetangga merupakan orang yang paling dekat
secara sosial, karena itu menjadi prioritas untuk diperlakukan secara baik,
sehingga dapat terjalin hungan yang harmonis dalam bentuk tolong menolong dsb.
c.
Akhlak Terhadap Lingkungan
Berakhlak kepada lingkungan alam adalah
menyikapinya dengan cara memelihara kelangsungan hidup dan kelestariannya.
Agama Islam menekankan agar manusia mengendalikan dirinya dalam mengeksploitasi
alam, sebab alam yang rusak akan dapat merugikan bahkan menghancurkan kehidupan
manusia itu sendiri.
Seorang muslim dituntut untuk menebarkan
rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil a’lamin, yaitu memandang alam dan
lingkungannya dengan rasa kasih sayang.
Akhlak
Reviewed by Nurul Hidayat
on
Juni 08, 2013
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar