Islam di Amerika
Sejarah Islam di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke 16,
dimana Estevánico dari Azamor adalah
Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. kebanyakan para
peneliti didalam mempelajari kedatangan Muslim di AS lebih
memfokuskan pada kedatangan para imigran yang datang
dari Timur Tengah pada akhir
abad ke 19. Migrasi Muslim ke
AS ini berlangsung dalam periode yang berbeda, yang sering disebut
"gelombang", sekalipun para ahli tidak selalu sepakat dengan apa yang
menyebabkan gelombang ini.
Menurut satu sumber, kedatangan paling awal imigran
Muslim adalah antara tahun 1875 dan 1912 dari kawasan pedesaan, yang
sekarang menjadi Suriah, Yordania, Palestina, dan Israel. Daerah ini
dulunya dikenal sebagai Suriah Raya yang diperintah oleh Kekaisaran Ottoman.
Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh pada Perang Dunia I (PD I), terjadi
gelombang kedua imigrasi kaum Muslim dari Timur Tengah, dimana dalam periode
ini pula dimulainya kolonialisme Barat di Timur Tengah. Pada tahun 1924, aturan
keimigrasian AS disahkan, yang segera membatasi gelombang kedua imigrasi ini
dengan memberlakukan "sistem kuota negara asal".
Periode imigrasi ketiga terjadi pada
1947 sampai 1960, dimana terjadi peningkatan jumlah Muslim yang datang ke AS,
yang kini berasa dari negara-negara di luar Timur Tengah. Gelombang keempat
kemudian terjadi pada tahun 1965 disaat Presiden Lyndon Johnson menyokong
rancangan undang-undang keimigrasian yang menghapuskan sistem kuota negara asal
yang sudah bertahan lama.
Satu sumber mengatakan ternyata sebelum kedatangan
Christoper Columbus (yang katanya penemu benua Amerika), umat Islam sudah terlebih
dahulu menemukannya. Sebuah fakta yang tak terbantahkan lagi jika umat Islam
sudah lebih dulu berada di daratan luas yang kini bernama Amerika, jauh
beberapa abad sebelum kedatangan Columbus yang meng-klaim sebagai penemu
Amerika. Fakta yang paling gampang ditemui nama serupa dengan kota suci umat
Islam seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan
Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas
yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota
Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada, dan beberapa
nama seperti California (Caliph Haronia), Alabama (Alah Bumnya), Arkansas
(Arkan-sah) dan Tennesse (Tanasuh), T Allah Hassee (Tallahassee), Alhambra,
Islamorada dan sekitar 500 nama kota lainnya berasal dari kata Arab. Christopher
Columbus menyebut Amerika sebagai 'The New World' ketika pertama kali
menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam
di era keemasan, Amerika bukanlah sebuah 'Dunia Baru'.
Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol itu
menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah membangun
peradaban di Amerika. Klaim sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai
penemu benua Amerika akhirnya terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta
bahwa para penjelajah Muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di
benua itu lebih dari setengah milenium sebelum Columbus. Secara historis umat
Islam telah memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan
di benua Amerika.
''Tak
perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh
dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus
menemukannya,'' tutur Fareed H Numan dalam American Muslim History A
Chronological Observation. Sejarah mencatat Muslim dari Afrika telah menjalin
hubungan dengan penduduk asli benua Amerika, jauh sebelum Columbus tiba.
Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya They
Came Before Columbus membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan
orang Amerika asli. Dalam karyanya yang lain, African Presence in Early
America, Van Sertima, menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga
sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.
Van Sertima
juga menuturkan, saat menginjakkan kaki di benua Amerika, Columbus pun
mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang sudah beragama Islam.
Columbus juga tahu bahwa Muslim dari pantai Barat Afrika telah tinggal lebih
dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara," papar Van Sertima.
Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu
dengan menikahi penduduk asli.
Menurut Van Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid saat berlayar melalui Gibara di Pantai Kuba. Selain itu, penjelajah berkebangsaan Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah di Kuba, Meksiko, Texas, serta Nevada. Itulah bukti nyata bahwa Islam telah menyemai peradabannya di benua Amerika jauh sebelum Barat tiba.
Menurut Van Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid saat berlayar melalui Gibara di Pantai Kuba. Selain itu, penjelajah berkebangsaan Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah di Kuba, Meksiko, Texas, serta Nevada. Itulah bukti nyata bahwa Islam telah menyemai peradabannya di benua Amerika jauh sebelum Barat tiba.
Fakta
lainnya tentang kehadiran Islam di Amerika jauh sebelum Columbus datang juga
diungkapkan Dr. Barry Fell, seorang arkeolog dan ahli bahasa dari Universitas
Harvard. Dalam karyanya berjudul Saga America, Fell menyebutkan bahwa umat
Islam tak hanya tiba sebelum Columbus di Amerika. Namun, umat Islam juga telah
membangun sebuah peradaban di benua itu.
Fell
juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut dia, bahasa yang
digunakan orang Pima di Barat Daya dan bahasa Algonquina, perbendaharaan
katanya banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog itu juga menemukan
tulisan tua Islami di beberapa tempat seperti di California.
Di Kabupaten Inyo, negara bagian California, Fell juga menemukan tulisan tua
lainnya yang berbunyi 'Yasus bin Maria' yang dalam bahasa Arab berarti
"Yesus, anak Maria". "Ini bukan frase Kristen,'' cetus Fell.
Faktanya, menurut dia, frase itu ditemukan dalam kitab suci Alquran.
Arkeolog dan
ahli bahasa itu juga menemukan teks, diagram, serta peta yang dipahat di batu
yang digunakan untuk kepentingan sekolah. Temuan itu bertarikh antara tahun 700
hingga 800 M. Teks serta diagram itu berisi mata pelajaran matematika, sejarah,
geografi, astronomi, dan navigasi laut. Bahasa pengajaran yang ditemukan itu
menggunakan tulisan Arab Kufi dari Afrika Utara. Sejarawan seni
berkebangsaan Jerman, Alexander Von Wuthenau, juga menemukan bukti dan fakta
keberadaan Islam di Amerika pada tahun 800 M hingga 900 M. Wuthenau menemukan
ukiran kepala yang menggambarkan seperti bangsa Moor. Itu berarti, Islam telah
bersemi di Amerika sekitar separuh milenium sebelum Columbus lahir.
Dia juga
menemukan ukiran serupa bertarik 900 M hingga 1500 M. Artifak yang ditemukan
itu mirip foto orang tua yang biasa ditemui di Mesir. Youssef Mroueh dalam
tulisannya Muslim in The Americas Before Columbus memaparkan penuturan Mahir
Abdal-Razzaaq El, orang Amerika asli yang menganut agama Islam. Mahir berasal
dari suku Cherokee yang dikenal sebagai Eagle Sun Walker. Mahir memaparkan,
para penjelajah Muslim telah datang ke tahan kelahiran suku Cherokee hampir
lebih dari 1.000 tahun lalu. Yang lebih penting lagi dari sekedar pengakuan
itu, kehadiran Islam di Amerika, khususnya pada suku Cherokee adalah dengan
ditemukannya perundang-undangan, risalah dan resolusi yang menunjukkan fakta
bahwa umat Islam di benua itu begitu aktif.
Salah satu
fakta yang membuktikan bahwa suku asli Amerika menganut Islam dapat dilacak di
Arsip Nasional atu Perpustakaan Kongres. Kesepakatan 1987 atau Treat of 1987
mencantumkan bahwa orang Amerika asli menganut sistem Islam dalam bidang
perdagangan, kelautan, dan pemerintahan. Arsip negara bagian Carolina
menerapkan perundang-undangan seperti yang diterapkan bangsa Moor.
Menurut
Youssef, pemimpin suku Cherokee pata tahun 1866 M adalah seorang pria bernama
Ramadhan Bin Wati. Pakaian yang biasa dikenakan suku itu hingga tahun 1832 M
adalah busana Muslim. ''Di Amerika Utara sekurangnya terdapat 565 nama suku,
perkampungan, kota, dan pegunungan yang akar katanya berasal dari bahasa
Arab,'' papar Youssef.
Fakta-fakta itu membuktikan bahwa
Islam telah hadir di tanah Amerika, ketika kekhalifahan Islam menggenggam
kejayaannya. Hingga kini, agama Islam kian berkembang pesat di Amerika -
apalagi setelah peristiwa 11 September. Masyarakat Amerika kini semakin tertarik
dan meyakini bahwa Islam adalah agama yang paling benar. islam adalah salah
satu agama yang berkembang paling cepat di amerika, jumlah penduduk Muslim AS
diperkirakan akan melampui jumlah kaum Yahudi, dan menjadikan Islam agama
terbesar nomor dua di negara itu setelah agama Kristen.
Sejarah Perkembangan Islam di Amerika
Reviewed by Nurul Hidayat
on
Mei 23, 2013
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar