Pengertian Ban
Ban merupakan salah satu
komponen terpenting dari kendaraan karena peranannya dalam fungsi keamanan,
stabilitas arah serta kenyamanan dari kendaraan. Dalam aplikasinya ban
kendaraan dibedakan berdasarkan kondisi dari operasi, berdasarkan tipe dan
ukuran serta berdasarkan struktur dari carcass atau casing.
Hambatan rolling yang
terjadi pada ban disebabkan oleh sifat hysterisis ban karena adanya
defleksi dari ban. Akibat adanya defleksi ban pada saat rolling, dan
sifat material ban yang tidak cepat kembali setelah terdefleksi. Sedangkan
koefisien gesek pada berbagai kondisi jalan tergantung pada kecepatan
kendaraan.
Metode penelitian dengan
melakukan variasi tipe ban (ban radial, ban bias), yaw,
kontak permukaan jalan (aspal, batu kwarsa, dan beton) dan kecepatan kendaraan
untuk memperoleh seberapa besar gaya dorong gabungan tingkatan transmisi pada
kendaraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya traksi yang terbesar untuk
ketiga kontak permukaan jalan terjadi pada kondisi jalan batu kwarsa dengan
menggunakan ban bias, dengan variasi sudut yaw untuk
berbagaikondisi bukanlah merupakan faktor dominan yang mempengaruhi traksi
kendaraan tetapi dapat mengganggu kestabilan kendaran. Pemilihan tipe ban radial
sebagai alternatif untuk konsumsi bahan bakar yang lebih irit dengan
tingkat keamanan yang lebih baik (daya cengkeraman baik) dibanding ban bias karena
memiliki Fbias>Fradial (konsumsi bahan bakar yang
ditransformasi mesin ke roda lebih besar untuk ban bias dibanding banradial)
berkisar ± 0,5 – 2.5%.
Ban adalah merupakan salah satu
komponen terpenting dari kendaraan karena peranannya dalam fungsi keamanan
stabilitas arah serta kenyamanan kendaraan. Dilihat dari struktur carcass atau
casing ban, maka ban dapat digolongkan atas ban bias dan ban radial. Ban
bias yang sering juga disebut ban dengan serat silang yaitu dimana serat-serat
penguat pada carcass atau casing disusun menyilang. Ban radial
adalah ban dimana serat-serat penguat pada carcass
disusun secara radial. Ban
radial umumnya mempunyai aspek ratio yaitu perbandingan tinggi dan lebar
lebih kecil dari ban bias. Ban radial dengan aspek ratio yang kecil secara umum
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menahan gaya ke samping.
Kekasaran permukaan jalan
adalah merupakan faktor utama yang mempengaruhi koefisien gesek antara ban dan
jalan. Untuk jalan yang kering dengan permukaan yang halus akan memberikan
koefisien gesek yang besar antara ban dan jalan, namun sebaliknya jika dalam
keadaan basah maka akan memberi koefisien gesek yang kecil.
(b)
Gbr 1.1.Tipe Ban (a) Bias ,
(b) Radial
Koefisien Gesek
Easton dan Moore melakukan
studi tentang koefisen gesek, dari data yang dihasilkan dapat dirumuskan
pengaruh kecepatan dan kekasaran permukaan jalan terhadap koefisien gesek ban
dan jalan.
J.L Harned, Johnston dan sharpt
juga di dapat hubungan antara koefisien gaya rem dan skid dari roda
untuk berbagai jenisi kondisi jalan. JJ.Taborek dari hasil studinya memberikan
Koefisien adhesi rata-rata antara ban dan jalan untuk bermacam jenis jalan.
Hasil eksperimennya menunjukkan
bahwa koefisien adhesi pada saat roda lock bukanlah harga terbesar.
Harga Koefisien adhesi terbesar terjadi pada saat skid sekitar 15-20%.
Tsuchiya Watanabe dan Matsuka memberikan
hubungan antara gaya belok (samping) dengan sudut slip untuk ban gundul dan ban baru. Terlihat bahwa pada gaya samping
yang sama, ban gundul mempunyai sudut slip lebih kecil dibanding dengan
ban baru
disebabkan adanya konstribusi
dari kembangan ban terhadap sudut slip.
Philip menyatakan untuk ban
bias maupun radial, gaya traksi atau gaya rem pada gaya lateral yang
sama akan menaikkan besarnya sudut slip.
S.K Clark dari National Bereau
of Standards, USA, menunjukkan bahwa ban radial umumnya mempunyai koefisien hambatan
rolling lebih kecil dari ban bias, hal ini lebih terasa pada kecepatan
yang lebih tinggi. Untuk ban yang tanpa kembangan mempunyai koefisien hambatan rolling
yang jauh lebih kecil dibanding dengan ban kembangan. Ban yang terbuat dari
karet sintetis compound umumnya mempunyai koefisien hambatan rolling sedikit
lebih tinggi dibanding jika memakai karet alam.
Gaya Adhesi dan Gaya Hysteris
Kekasaran permukaan jalan ditunjukkan
dalam bentuk tonjolan-tonjolan yang akan kontak dengan karet dari ban. Jika gaya
F terjadi tangensial pada permukaan jalan, dimana permukaan karet bergerak relative
terhadap permukaan jalan, maka karet yang elastis akan mengikuti bentuk
kekasaran dari permukaan jalan. Akibat gerakan tersebut akan terjadi gaya
gesekan sebesar F yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan yang terdiri dari
komponen gaya adhesi dan gaya hysterisis.
F = F adh + F hyst…..(2.1)
Dimana:
F = Gaya gesekan
Fadh = Gaya adhesi
Fhyst = Gaya hysterisis
Gaya hysterisis terjadi
karena adanya distribusi tekanan yang tidak simetris pada karet. Jika tidak terjadi
gerakan relatif antara ban dan jalan maka distribusi tekanan pada ban cenderung
simetris dan gaya hysteris tidak terjadi. Jika terjadi kecepatan
relatif yang makin besar maka distribusi tekanan makin tidak simetris dan gaya hysterisis
akan makin besar. Jika jalan halus dan keras maka komponen gaya hysterisis
tidak ada, gaya gesekan seluruhnya disebabkan oleh gaya adhesi. Sebaliknya
jika permukaan jalan adalah kasar dan penuh dengan pelumasan maka komponen gaya
adhesi tidak ada. Jika setiap komponen persamaan 2.1 dibagi dengan W maka di
dapat persamaan koefisien gesek sebagai berikut:
μ = μadh +μ hyst……(2.2)
Dimana:
μ = Koefisien gesek total
μadh = Koefisien adhesive
μhyst = Koefisien hysterisis
Secara keseluruhan koefisien
dari hambatan rolling dipengaruhi oleh banyak faktor dengan hubungan
yang kompleks sehingga sangat sulit dicari perumusan matematis dari hubungan tersebut.
Karena rumitnya fenomena interaksi faktor-faktor pengaruh dari hambatan rolling
maka besarnya hambatan rolling masih bergantung pada hasil eksperimen.
Rumus empiris pertama yang dihasilkan dari eksperimen adalah koefisien hambatan
rolling (fr) untuk ban dari kendaraan penumpang yang berjalan pada jalan
beton.
fr = fo + fs (100V )2.5
(2.3)
Dimana:
fo dan fs = Koefisien
tergantung pada tekanan ban
V = Kecepatan kendaraan, km/jam
Penelitian gaya gesek dan gaya dorong pada ban dan jalan
1. Menentukan tipe kondisi
jalan yang dilalui untuk analisa data.
2. Menentukan tipe ban yang
digunakan untuk analisa data.
3. Memilih model tipe kendaraan
yang diuji
4. Menentukan nilai Cd (drag
coefficient) prototype model dengan variasi yaw 0,5,10,15,20o .
5. Melakukan variasi parameter kecepatan
kendaraan untuk memperoleh gaya dorong gabungan pada tingkat transmisi
kendaraan.
6. Menampilkan kurva parameter
gaya dorong gabungan terhadap kecepatankendaraan.
7. Melakukan analisa terhadap
parameter desain yang dipergunakan.
8. Menarik kesimpulan dari
pernyataan yang diperoleh.
Model Kendaraan yang Digunakan
Dimensi
Wheel base : 2820 mm
Wf,r :1230/1460 kg
Engine:
Torsi maksimum:440 Nm/3700 rpm
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tersebut
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Gaya traksi terbesar untuk
ketiga kontak permukaan jalan (batu kwarsa, beton, aspal) terjadi pada ban
bias.
2. Variasi sudut yaw untuk
berbagai kondisi jalan tidak banyak mempengaruhi.gaya traksi kendaraan tapi
dapat mempengaruhi kestabilan.
3. Gaya traksi terbesar terjadi
pada kondisi jalan batu kwarsa dan yang terkecil di permukaan jalan aspal.
4. Pemilihan ban radial sebagai
alternative untuk konsumsi bahan bakar yang lebih irit dibanding dengan menggunakan
ban bias.
5. Tingkat kemanan lebih baik menggunakan
ban radial disbanding ban bias karena bila rem kurang bekerja maksimal akan
terjadi kecelakaan yang fatal akibat benturan besar.
Referensi
[1]Sutantra, I Nyoman (2001), “Teknologi
Otomotif”, Surabaya, Guna Widya.
[2]Denton Tom (1995),“Automobile
Electrical and Electronic System”, Edward Arnold Division, London.
[3]Jurgen, Ronald K (1995), “Automotive
Electronics hand Book”, Mc Graw Hill Inc,New York.
[4]Wong,J Y (1993), “Theory
of Ground Vehicle (2nd ed)”, Ottawa, John Willey & Sons.
gaya gesek antara ban kendaraan dan jalan
Reviewed by Nurul Hidayat
on
Mei 23, 2013
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar