banner image

Beginilah Obsesi Najmuddin Ayyub dalam mencari Jodoh




Najmuddin Ayyub adalah seorang pemimpin Kastil (dizdar) di Tikrit (daerah utara Irak saat ini), menggantikan ayahnya  Shadzi ibnu Marwan yang wafat. Ia merupakan saudara kandung dari Assaduddin Shirkuh dan juga merupakan ayah dari seorang jenderal dan pejuang muslim Kurdi yang mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah Hejaz dan Diyar Bakr dan merupakan Panglima Islam sang Pembebas Baitul Maqdis.

Bagaimana kisah mengharukan pernikahan Najmuddin Ayyub?

Najmuddin Ayyub belum menikah dalam waktu yang lama, maka bertanyalah saudaranya yaitu Asaduddin Shirkuh, “Saudaraku, mengapa kamu belum menikah?”

Najmuddin menjawab, “Aku belum mendapatkan seorang wanita yang cocok untukku.”

Asaduddin berkata, “Maukah aku lamarkan seorang wanita untukmu?”

Najmuddin bertanya, “siapa?”

Asaduddin menjawab, “Puteri Malik Syah, anak Sultan Muhammad bin Malik Syah, Raja bani Saljuk atau Puteri Nidzamul Malik, dulu menteri dari para menteri agung di zaman Abbasiyah.”

Maka Najmuddin berkata, “Mereka tidak cocok untukku.”

Heranlah Asaduddin Shirkuh. Ia berkata, “Lantas, siapa yang cocok bagimu?”

Najmuddin Menjawab,

“Aku menginginkan istri yang shalihah yang bisa menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia tarbiyahi dengan baik hingga menjadi pemuda dan ksatria serta mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin.”

Waktu itu Baitul Maqdis masih dijajah oleh tentara Salib, dan Najmuddin masih tinggal di Tikrit, Irak, yang berjarak jauh dari Baitul Maqdis. Namun hati dan pikirannya senantiasa terpaut dengan Baitul Maqdis.

Begitulah impian Najmuddin Ayyub, Ia bercita-cita untuk menikahi istri yang shalihah dan darinya melahirkan ksatria yang akan membebaskan Baitul Maqdis.

Asaduddin tidak terlalu heran dengan ungkapan saudaranya, Ia bertanya, “dimana kamu bisa mendapatkan yang seperti itu?”

Najmuddin menjawab, “Barang siapa ikhlas niat karena Allah, Allah akan karuniakan pertolongan baginya.”

Maka pada suatu hari, Najmuddin duduk bersama seorang Syeikh di masjid Tikrit dan berbincang-bincang.
Kemudian datanglah seorang gadis memanggil Syeikh dari balik tirai, dan Syeikh tersebut meminta izin kepada Najmuddin untuk berbicara dengan si gadis.

Najmuddin mendengar Syeikh berkata kepada gadis itu, “Kenapa kau tolak utusan yang datang ke rumahmu untuk meminangmu?”

Gadis itu menjawab, “Wahai Syekh, Ia adalah sebaik-baik pemuda yang punya ketampanan dan kedudukan, tapi Ia tidak cocok untukku.”

Syeikh bertanya, “Siapa yang kau inginkan?”

Gadis itu menjawab,

“Aku ingin seorang pemuda yang akan menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan darinya anak yang menjadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

Mendengar jawaban gadis tersebut dari balik tirai, Najmuddin bagai disambar petir.
Itu adalah kata-kata yang sama yang diucapkan oleh Najmuddin kepada saudaranya. Sangat persis dengan apa yang diucapkan oleh gadis itu kepada syeikh.

Maha besar Allah dengan segala skenarionya.

Najmuddin menolak putri Sultan dan Menteri yang memiliki kecantikan dan kedudukan. Begitu juga dengan si gadis itu menolak pemuda yang memiliki kedudukan dan ketampanan.

Keduanya sama-sama menginginkan tangan yang bisa menggandeng ke surga dan melahirkan darinya ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.
Seketika itu Najmuddin berdiri dan memanggil sang Syaikh, “Aku ingin menikah dengan gadis ini.”
Syaikh mulanya kebingungan. Namun, akhirnya beliau menjawab dengan heran, “Mengapa? Dia gadis kampung yang miskin.”
Najmuddin berkata, “Ini yang aku inginkan. Aku ingin istri salihah yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia didik jadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.”
Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Q.S. Ar-Ruum: 21)
Maka, menikahlah Najmuddin Ayyub dengan gadis ini.
Tak lama kemudian, lahirlah putra Najmuddin yang menjadi ksatria yang mengembalikan Baitul Maqdis ke haribaan kaum muslimin. Namanya adalah Shalahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub bin Syadi  atau lebih kita kenal dengan nama SHALAHUDDIN AL AYUBI.
Sumber; Wikipedia, abiummi.com



Beginilah Obsesi Najmuddin Ayyub dalam mencari Jodoh Beginilah Obsesi Najmuddin Ayyub dalam mencari Jodoh Reviewed by Nurul Hidayat on November 17, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.