hari ini adalah hari senin, tepatnya hari senin pertama di bulan agustus 2015. Sedari pagi saya sudah duduk sambil menatap notebook yang saya letakkan di atas meja lemari di dekat jendela kamar.
Saya sedang membuat biografi dan juga company profile yang diminta oleh panitia pelatihan dari kementrian perindustrian. Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan tugas itu, mungkin sekitar 30 menit, itupun sambil mengerjakan yang lainnya.
Selesai mengerjakan tugas itu, saya bermaksud mengerjakan pekerjaan yang lain. Tapi ternyata, suasana pagi ini kurang mendukung untuk melakukan aktivitas-aktivitas itu. Akhirnya saya kembali membaringkan tubuh saya di atas kasur, sambil memegangi kedua handphone saya.
Saya menatap ke atas, ke sebuah plafon yang berwarna putih bersih, disana ada sebuah kabel yang menjulur ke luar dari sela-sela bagian plafon itu, tapi bukan itu yang menjadi fokus perhatian saya. Saya tetap memandangi plafon putih tersebut, dan tanpa sadar saya terbawa ke alam lamunan, sejenak saya melamun dan kemudian menutupkan mata, bukan tidur, hanya mencoba meresapi apa yang sedang ada di dalam fikiran.
Dari lamunan tersebut saya mendapatkan sebuah inspirasi dan saya juga teringat akan tulisan saya yang belum saya selesaikan dari kemarin. Kemudian saya bangun, duduk dipinggiran kasur dan melihat ke arah jendela, ternyata langit sudah mulai terang. Saya lihat jam dinding yang trletak di bagian atas jendela kamar saya, jarum pendeknya menunjuk ke angka 7, dan jarum panjangnya menunjukkan angka 3, itu artinya saat ini sudah pukul 7.15 pagi waktu setempat. Waktu yang sudah sangat siang, untuk dilewati hanya dengan berbaring atau sekedar duduk-duduk santai.
Kembali saya duduk di depan notebook saya, dan membukanya kembali. Saya buka file tulisan yang kemarin belum selesai, niatnya saya ingin melanjutkan tulisan itu, tapi alhasil saya malah membuat tulisan yang baru. Masalahnya bukan apa-apa, saya hanya kehilangan inspirasi terkait apa yang ingin saya tuliskan. Awalnya saya sudah siap untuk menulis kembali dan menyelesaikan tulisan saya itu, semua yang saya butuhkan sudah ada, apa yang ingin saya tuliskan pun sudah tergambar di kepala. Tidak hanya itu, saya juga membuat suasana kamar saya dengan senyaman mungkin, dan membuat diri saya bisa benar-benar meresapi dan menjiwai tulisan saya nantinya. Ketika saya hendak menulis, saya terlebih dahulu melihat ke arah jendela, wah ternyata warna langit sudah berubah, menjadi lebih gelap disertai gemuruh petir yang tidak terlalu keras. Seketika itu juga hujan turun dengan derasnya, saya melihatnya dengan jelas, dari sebuah jendela kamar saya yang berukuran sekitar 1,2 x 0,7 meter dengan 2 pintu, satu pintu saya biarkan tertutup. Dari balik jendela itu saya bisa melihat butiran-butiran air yang turun dengan suara khasnya ketika air itu bertabrakan dengan atap rumah atau dedaunan dan pepohonan yang ada di luar sana. Kondisi itu semakin menambah mesra suasana pagi itu, ditambah lagi alunan musik instrumen dan juga nasyd yang saya putar dari notebook saya semakin membuat suasana pagi ini menjadi sangat nyaman.
Derasnya hujan dan dentingan suara khas air hujan yang turun serta alunan instrumen yang berbaur menjadi satu dapat membawa saya pada suatu kondisi yang sangat nyaman, yang memang sangat saya butuhkan untuk menggali inspirasi yang ingin saya tuangkan dalam bentuk tulisan. Saat itu juga saya mulai menulis, menuangkan apa yang ada di kepala saya, maksudnya yang sedang saya fikirkan ke dalam bentuk tulisan yang nantinya saya harapkan bisa dibaca dan disukai oleh banyak orang.
Baru beberapa paragraf saya menulis, hujanpun berhenti dan matahari mulai muncul, sinarnya masuk dan menyinari sudut kamar saya, tepat di belakang tempat duduk saya. Saya tetap melanjutkan tulisan saya, sambil merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat dan kemudian disatukan menjadi paragraf. Saya ingin membuat tulisan yang berkualitas, oleh karena itu saya sangat berhati-hati dalam memilih kata untuk dirangkai menjadi sebuah kalimat. Dengan penuh konsentrasi, saya terus melanjutkan tulisan saya.
Tiba-tiba, ketika alur cerita yang sedang saya tuliskan itu berada pada titik klimaksnya, saya mendadak kehilangan konsentrasi, kalimat-kalimat yang sudah terangkai di otak saya menjadi buyar. Hanya karena saya terkejut dengan suara keras yang tiba-tiba muncul dari luar jendela sebelah kamar saya. Ternyata tetangga sebelah rumah sedang memperbaiki sesuatu, dan suara keras tadi adalah suara palu yang dihantamkan ke suatu benda yang lainnya.
Akhir-akhir ini saya memang sangat mudah terkejut, dengan suara-suara atau apapun yang tiba-tiba melakukan kontak dengan seluruh indera saya.
Ya, karena apa yang ingin saya tuliskan sudah hilang dari kepala saya, saya bermaksud untuk mengakhiri kegiatan menulis saya dan melanjutkannya nanti. Kemudian saya keluar dari kamar untuk melihat kondisi di ruangan lainnya. Tapi ketika saya hendak beranjak kembali ke kamar, saya mendapatkan sebuah ide, kenapa saya tidak menuliskan saja apa yang sudah saya alami barusan. Dan akhirnya muncul dari kepala saya sebuah judul tulisan singkat tentang kejadian yang saya alami barusan.
Saya bergegas kembali masuk ke kamar dan membuka notebook saya, saya buka dokumen baru dan mulai menulis cerita tentang suara dari sebuah palu yang telah membuat saya kehilangan konsentrasi dan inspirasi. Akhirnya tulisan ini pun selesai, tapi tulisan saya kemarin tetap belum selesai. Tak apa, yang terpenting bagi saya adalah saya bisa membuat sebuah tulisan di setiap harinya.
#BelajarNulis
Ternyata suara palu bisa menghilangkan inspirasi
Reviewed by Nurul Hidayat
on
Agustus 03, 2015
Rating:
Reviewed by Nurul Hidayat
on
Agustus 03, 2015
Rating:


Tidak ada komentar:
Posting Komentar