PENGERTIAN DAN TUJUAN
PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI
LIMBAH INDUSTRI adalah :
§
Buangan dari kegiatan proses
produksi dalam bentuk padat, cair maupun gas (termasuk debu/partikel), baik
masih memiliki nilai ekonomis maupun tidak dan dapat menyebabkan menurunkan
kualitas lingkungan penerimanya serta dapat mengancam kelangsungan hidup
manusia dan mahluk hidup lainnya.
Keaneka ragaman jenis limbah industri tergantung pada :
§
Penggunaan
bahan baku (primer) dan bahan tambahan (sekunder).
§ Pemilihan proses produksi, termasuk pemilihan jenis
mesin.
PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI :
§ merupakan upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan kegiatan minimasi limbah yang dihasilkan dari proses produksi
sehingga tidak menimbulkan gangguan/kerusakan terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia.
TUJUAN PENGELOLAAN LIMBAH :
§ mengendalikan pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara) yang
disebabkan oleh pembuangan limbah hasil berbagai kegiatan manusia, termasuk
proses produksi yang dilakukan oleh industri.
TUJUAN KHUSUS PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI
§ menjaga kelestarian fungsi lingkungan.
§ menghasilkan efisiensi dan penghematan biaya bagi perusahaan.
DUA SIFAT DALAM
PENGELOLAAN LIMBAH :
1.
Pencegahan, mencegah terjadinya limbah atau mereduksi (minimasi) limbah pada
sumbernya.
2. Penanggulangan, menanggulangi limbah dari proses produksi agar tidak
mencamari lingkungan.
PENGELOLAAN LIMBAH
MENURUT BAPEDALDA DKI :
1. Langkah Pengolahan
Upaya
mencegah timbulnya limbah atau menurunkan konsentrasi limbah, melalui penerapan
pencagahan :
§ Aplikasi komunikatif efektif à aktivitas penyuluhan kepedulian karyawan dan
program pelatihan rutin karyawan.
§ Aplikasi teknologi bersih à penggantian bahan yang banyak menghasilkan limbah
dengan bahan lain yang lebih sedikit menghasilkan limbah.
§ Modifikasi proses produksi untuk menekan jumlah
limbah yang dihasilkan.
2. Langkah Daur Ulang
Upaya
pemisahan aliran limbah à memanfaatkan kembali limbah yang
masih memiliki nilai ekonomis.
3. Langkah Teknologi
Upaya pengolahan limbah melalui teknologi à perlu biaya mahal.
Perlu dilakukan pengkajian mendalam untuk
menentukan teknologi yang sesuai dan dapat secara efektif dan efisien mengolah
limbah hingga tingkat yang diinginkan.
4. Langkah Pembuangan
Limbah yang dibuang harus memenuhi Baku Mutu, sehingga perlu dilakukan
pemantauan secara berkala terhadap limbah yang dibuang.
JENIS DAN SUMBER
BUANGAN (LIMBAH)
Jenis Buangan :
§ Buangan (polusi) Udara à Gas, debu/partikel
§ Buangan (limbah) cair
§ Buangan (limbah) padat
Buangan (Polusi) Udara :
§ Sumber polusi udara :
§ transportasi, pemanasan domestik (domestic heating),
§ pembangkit tenaga listrik,
§ kebakaran hutan/perkebunan,
§ emisi dan pembakaran minya di industri
Dari sumber diatas, polusi dari industri
yang terbesar sekitar 20%. Prosentase bahan yang terdapat pada polusi
udara :
Komponen pencemaran udara CO, SOx, HC Nox dsb akan berpengaruh terhadap
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan cuaca.
Efek Pada Manusia :
§
CO à mempengaruhi pusat otak, carboxylhemoglobin pada
aliran darah.
§
Bau
dari zat polutan à berbahaya bagi manusia terutama yang mempunyai
penyakit paru-paru.
§
SO2,
O3 à membahayakan bagi kehidupan tumbuhan.
LIMBAH CAIR (AIR LIMBAH)
PENGERTIAN LIMBAH CAIR (WASTEWATER)
§ adalah buangan dalam bentuk cair berasal dari
aktivitas masyarakat/rumah dan juga dari proses produksi industri.
PENGOLAHAN LIMBAH :
§
Proses untuk mengubah
karakteristik dan komposisi limbah untuk menghilangkan atau mengurangi sifat
bahaya atau sifat racun yang dimilikinya.
SUMBER ASAL AIR LIMBAH
§ Air limbah rumah tangga
§ Air limbah industri
§ Air limbah rembesan dan tambahan
KOMPOSISI AIR LIMBAH

JUMLAH DAN KONTAMINAN AIR LIMBAH INDUSTRI :
§ Jumlah aliran air limbah tergantung jenis dan besar kecilnya industri
§
Bila
tidak menggunakan proses basah diperkirakan 50 m3/ha/hari.
§
Bila
tidak menggunakan air limbah kembali, jumlah air limbah yang dihasilkan
berkisar 85-95% dari jumlah air yang dipergunakan.
§
Jenis
kontaminan air limbah tergantung pada jenis industri dan proses-prosesnya,
diklasifikasikan menjadi 3 jenis kontaminan :
1. Floating material
§ Diantaranya minyak dan lemak, menyebabkan air tidak jernih,
menghambat dengan cara membloking sinar matahari, bersifat racun bagi ikan dan
biota air lainnya.
2. Suspended matter (tersuspensi)
§ Sumber à penambangan logam; agroindustri
§ Cara pengolahan dengan bantuan mikroorganisme à tidak membahayakan lingkungan
§ Jika bahan tersuspensi à bahan organik dapat diuraikan dengan
oksigen terlarut (DO).
3. Dissolved impurities
§
Jenis
bahan ini à asam, alkali, logam berat, bahan insektisida
§
Menyebabkan
air tidak bisa diminum dan merusak perairan.
BANGUNAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (wastewater)
§ adalah unit bangunan yang dipergunakan sebagai
satuan operasi dan proses untuk menurunkan kadar/konsentrasi limbah pada
tingkatan baku
mutu tertentu, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, bertujuan :
§ Melindungi kesehatan masyarakat
§ Menjaga kelestarian fungsi lingkungan termasuk
biota air
§ Menjaga kualitas air (air tanah,air permukaan), sehingga dapat digunakan
sebagai air bersih atau air baku
air minum.
TUJUAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR :
§ Melindungi kesehatan masyarakat
§ Menjaga kelestarian fungsi lingkungan termasuk
biota air
§ Menjaga kualitas air (air tanah,air permukaan), sehingga dapat digunakan
sebagai air bersih atau air baku
air minum.
BENTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR :
§
Menyalurkan
ke tempat jauh dari pemukiman
§
Diolah
dalam daerah pabrik menggunakan bangunan pengolahan limbah (IPAL) à dibuang ke lingkungan.
PERSYARATAN LIMBAH DAPAT DIBUANG KE LINGKUNGAN
§ Tidak mencemari sumber air bersih/air minum.
§
Tidak
menjadi tempat berkembang bibit penyakit dan vektor.
§ Tidak menjadi sumber pengganggu.
§
Tidak
mencemari area pemukiman, pertanian, rekreasi dsb.
BEBERAPA CARA PENGOLAHAN LIMBAH :
§ Pengenceran à menurunkan konsentrasi bahan pencemar.
§
Pengolahan awal à pemisahan partikel padat
§
Sedimentasi à pengendapan (tangki septik, tangki imhoff, penambahan zat kimia.
§
Penyaringan à pemisahan benda (bahan pencemar) melalui media saringan batu, pasir,
koral dsb.
§ Lumpur aktif à proses biologis oleh bakteri aerob
§ Kolam stabilisasi à pemisahan bahan organis, sehingga air menjadi
jernih.
§ Disinfeksi à penambahan bahan disinfektan pada limbah untuk
mematikan organisme patogen.
KARAKTERISTIK
AIR LIMBAH
1. Karakteristik Fisika
a. Padatan
§ Padatan Tersuspensi
§ Padatan Terlarut
§ Padatan terendap
b. Kekeruhan
c. Bau
d. Temperatur/Suhu
e. Daya Hantar Listrik
f. Warna
g. Rasa
2. Karakteristik Kimia
a. Derajat Keasaman (pH)
§
Adalah
konsentrasi ion hidrogen dari air
§
Kadar
yang baik à memungkinkan kehidupan biologis di dalam air
berjalan dengan baik (pH netral à 7,0).
§ Pengukuran dengan pH meter
§
pH
tinggi (basa) atau rendah (asam) à air bersifat steril,
dapat membunuh biota air (mikroorganisme, ikan plankton/bentos).
§
pH
asam à buangan yang mengandung bahan anorganik, seperti
senyawa karbonat, bikarbonat dan hidroksida.
§
pH
basa à buangan yang mengandung asam klorida (HCl), asam
sulfat (H2SO4).
b. Besi (Fe) dan Mangan (Mn)
§
Fe
dan Mn teroksidasi dalam air à air berwarna
kecoklatan dan tidak larut.
§
Penggunaan
air menjadi terbatas à tidak dapat
dipergunakan untuk rumah tangga dan industri.
§
Fe
dan Mn à berasal dari korosi pipa-pipa penyaluran air dan
material logam
§
Sifat
mudah menghantarkan listrik à mempercepat
korosifitas
c. Chlorida
§
Dijumpai
pada pabrik penghasil bahan-bahan kimia.
§
Asal
dari proses elektrolisa, penjernihan garam
§
Merupakan
zat terlarut dan tidak mengendap.
d. Phospat
§
Kadar
tinggi menyebabkan suburnya alga dan organisme
§
Berasal
dari bahan pembersih mengandung senyawa phosfat
§ Merangsang pertumbuhan algae/tumbuhan di air limbah
§ Dampak à menghalangi kelancaran arus air dan oksigen.
e. Sulfat
§ Terjadi secara proses alami atau merupakan bahan pencemar dari limbah
industri.
§ Kondisi anaerob Ion sulfat oleh bakteri direkduksi menjadi sulfida dan selanjutnya menjadi hidogen sulfida (H2S).
§ Kondisi aerob à H2S teroksidasi secara
bakteriologis menjadi senyawa sulfat.
§ H2S à bersifat racun dan berbau bsuk
§ Proses digester lumpur, Gas H2S bercampur dengan metan CH4
dan CO2 bersifat korosif à
penyebab pengkaratan pipa.
§
H2S
bila dibakar à menyebabkan kerusakan pada peralat, menghitamkan
air dan lumpur.
f. Nitrogen
§ Unsur penting à penyusun sel (DNA – RNA)
§ Senyawa Nitrogen à (1) senyawa nitrogen anorganik (amonia,
nitrat, nitrit, sianida); (2) senyawa nitrogen organik (urea, protein, basa
purin, senyawa amin dan ntril),
§ Dalam air limbah à umumnya nitrogen organik, oleh baktei
menjadi senyawa amonia, nitritm nitrat.
§ Digunakan oleh tumbuhan/hewan à
membentuk protein.
§
Kadar
berlebihan à merangang pertumbuhan alga/tumbuhan air à menyebabkan penurunan kadar oksigen (oksigen
terlarut atau Disolved Oxygen/DO).
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI
Limbah cair industri à unsur potensial -- ancaman bagi lingkungan.
Pengolahan limbah cair industri :
à punya arti penting untuk mengamankan sumber air
untuk keperluan manusia, mengingat makin terbatasnya sumber air untuk
penyediaan air bersih atau keperluan lainnya.
Alasan
diperlukannya suatu pengolahan limbah cair industri:
a. Mengurangi pencemaran:
Parameter
pencemar à memenuhi Baku
Mutu Limbah Cair Industri
o
Kep.Men. LH No:
Kep-51/MENLH/10/1995 tentang BMLC Industri.
o
Kep.Gubernur KDH Tk.I
Lampung Nomor G/624/B.VII/HK/1995
tentang BMLC.
c.
Perluasan atau
peningkatan produksi.
d. Lokasi industri baru à beban pencemaran perairan sungai.
e. Pemanfaatan air kembali (Water reuse) à untuk memenuhi kebutuhan industri, mengimbangi
biaya pengolahan.
f.
Kasus pembuangan tiba-tiba.
Konsep dasar proses
pemisahan polutan (bahan pencemar) :
a.
Identifikasi
Proses :
§
proses
pengolahan limbah cair industri tergantung pada karakteristik limbah cair
(fisik, kimia, biologi) dari industri yang bersangkutan.
§
Penentuan
dan pemilihan satuan operasi dan proses tergantung pada pertimbangan ekonomi,
ketersediaan lahan dan tingkat pengolahan yang diinginkan
b. Sistem pengolahan :
§ Dikembangkan dari satuan operasi dan proses yang
tersedia, disusun berdasarkan karakteristik limbah (fisik, kimia, biologi)
§ Kemudahan pemisahannya.
§ Pemisahan dan penempatan satuan operasi dan proses disusun dalam
tingkatan pengolahan sebagai berikut :
o
Pengolahan Pendahuluan
(Pre-Treatment)
o
Pengolahan Pertama
(Primary Treatment)
o
Pengolahan Sekunder
(Secondary Treatment)
o
Pengolahan Tersier
(Tertiary Treatment).
o
Pembunuhan kuman
(Desinfektion)
o
Pembuangan lanjutan
(Ultimate Disposal)
PENGOLAHAN PENDAHULUAN (PRE-TREATMENT)
§ Tujuan: memisahkan bahan-bahan yang dapat
mengganggu atau merusak pelatan instalasi (terutama pompa2), misalnya :
bahan kasar yang melayang (kayu, daun, plastik, dsb), bahan kasar yang mudah
mengendap (pasir, kerikil).
§ Aplikasi: à Satuan operasi fisik
PENGOLAHAN PERTAMA (PRIMARY TREATMENT)
§ Tujuan: mengurangi beban dan menyisihkan bahan
yang mengganggu pada proses berikutnya, terutama mengurangi bahan tersuspensi
yang dapat mengendap.
§ Aplikasi : à prose Fisik dan /atau
kimia .
PENGOLAHAN SEKUNDER (SECONDARY TREATMENT)
§ Tujuan: untuk menyisihkan bahan polutan utama dalam limbah.
§ Aplikasi : à fisik, kimia, dan biologi tergantung pada jenis bahan pencemar.
PENGOLAHAN TERSIER (TERTIARY TREATMENT)
§ Tujuan: untuk menyisihkan bahan polutan yang tidak
dapat dihilangkan pada pengolahan sebelumnya, atau untuk memenuhi standar
kualitas tertentu untuk dapat dimanfaatkan kembali.
§ Aplikasi : à fisik, kimia, dan biologi tergantung pada jenis bahan pencemar.
PEMBUNUHAN KUMAN (DESINFEKTION)
§ Tujuan: untuk mengurangi atau membunuh
mikroorganisme patogen
§ Aplikasi : à chlorinasi, radiasi
atau panas.
PEMBUANGAN LANJUTAN (ULTIMATE DISPOSAL)
§ Tujuan: lumpur dari pengolahan limbah dapat
dimanfaatkan kembali untuk keperluan tertentu à pupuk (kualitas rendah), timbunan tanah, bahan bakar, dsb.
§ Aplikasi : à proses pemekatan,
penstabilan, pengaturan, pengurangan air, pengeringan, pembuangan.
SATUAN OPERASI DAN
PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
a.
Satuan Operasi (Fisik): à pemisahan substansi dlm limbah secara fisk
§ Penyaringan kasar (screening), pencampuran
(mixing), pengendapan (sedimentasi), pengapungan flotation), penyaringan
(filtration), sentrifugal (centrifigation)
b.
Satuan Proses (Kimia) : à memisahkan substansi terlarut dan koloid non biologi:
§ Netralisasi, koagulasi & flokulasi, pengendapan kimia
(precipitation), oksidasi/reduksi, adsorbsi, pertukaran ion (ion exchange)
c. Satuan Proses (Biologi) à stabilisasi bahan
organik, secara biologi dengan menggunakan bakteri:
§ Aerobik Treatment (proses lumpur aktif, biofilm treatment), Anaerobik
Treatment.
P
|
ENGOLAHAN LIMBAH CAIR
SECARA BIOLOGIS
Tujuan :
§
Untuk
menurunkan konsentrasi BOD dan COD, dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme dan pada sistem ini BOD merupakan nutrient bagi mikroorganisme
(bakteri, protozoa, algae dsb)
§ Memusnakan/mengurangi bakteri pathogen
§
Menurunkan
pencemaran N dan P à Eutrofikasi
§ Menghilangkan bau busuk
Jenis Pengolahan Biologis :
§ Pengolahan secara aerob
§ Pengolahan secara anaerob
PENGOLAHAN SECARA AEROB
§ Prinsip dari proses ini adalah
menggunakan suatu bak atau tangki yang bersifat terbuka sehingga kontak antara
udara dengan permukaan air limbah dan sinar matahari dapat masuk ke dalam air
limbah.
Sinar matahari yang masuk dimanfaatkan algae untuk berfotosintesis.
Proses yang terjadi :
Bahan organik +
mikroorganisme + O2 ----------->
CxHyOz
+ O2 --------> CO2 + H2O
CxHyOz
+ NH3 + O2 --------> mikroorganisme + CO2 +
H2O
Mikroorganisme + O2 -------> CO2 + H2O+
NH3
Pengolahan
secara aerob antara lain :
1. Sistem Lumpur Aktif (dapat menurunkan BOD sampai
90% - 95%)
2. Sistem Trickling Filter
3. Sistem Lagoon
Pengolahan secara anaerob
§ Prinsip dari proses ini adalah menggunakan
suatu bak atau tangki yang bersifat tertutup, hampa udara.
§ Pada sistem ini mengubah bahan buangan menjadi gas methane (CH4) dan carbon dioksida (CO2) dalam keadaan tanpa O2.
§ Bekerja pada temperatur rendah dan biaya opersi lebih rendah.
§ Cocok untuk limbah industri yang memiliki nilai BOD dan COD yang tinggi
serta padatan organic dalam jumlah besar.
Keuntungan sistem anaerob :
§ Penggunaan energi sedikit
§
Dapat
memproduksi gas yang dapat dimanfaatkan yaitu gas methane
§ Lumpur yang dihasilkan lebih sedikit dan mampu
menguraikan susunan organic yang lebih kompleks pada konsentrasi tinggi.
§ Bau tidak timbul.
Kelemahan sistem anaerob:
§
Waktu
tinggal (retensi) lama à proses lama
§ Peka terhadap bahan toksik
§ Kecenderungan tidak stabil
Pengolahan secara
anaerob antara lain:
o
Sistem
kolam anerobik (dapat menurunkan BOD sampai 99%)
o Sistem septic-tank
o system kolam anaerob digester
Cara lain untuk
menurunkan BOD dan COD tanpa proses biologis a.l. :
1. Proses sedimentasi : menurunkan BOD sampai 30%
2. Proses flotasi : menurunkan BOD sampai 30%
3. Proses adsorbsi karbon : menurunkan BOD sampai 98%
4. Proses koagulasi/flokulasi : menurunkan BOD sampai
30%
P
|
ROSES LUMPUR AKTIF
§ Limbah (effluen) masuk ke dalam tangki/kolam
aerasi.
§ Mikroorganisme dan udara bercampur dengan efluen pengadukan
§
Mikroorganisme
(bakteri, fungi, algae dan protozoa tumbuh dan berkembang dengan bahan organic
sebagai makanan sehingga kadar organic limbah berkurang.
§ Selama pertumbuhan, mikroorganisme cenderung membentuk suatu group
(gumpalan) à “activated sludge (lumpur aktif)”
§ Setelah beberapa jam campuran limbah dan lumpur aktif dialirkan ke bak
pengendapan.
§ mikroorganisme yang tertendap dalam Lumpur dialirkan ke bak reaerasi,
dimana bakteri dipertahankan hidup tanpa diberi makan, sehingga menjadi lapar
dan dapat dipergunakan lagi pada bak aerasi.
§ Lumpur yang masih tertinggal (tidak aktif lagi) dialirkan ke bak flotasi
untuk pengolahan lebih lanjut.
§ Limbah dari bak pengendapan dialirkan ke bak klorinasi untuk membunuh
mikroorganisme patogen kemudian dibuang ke lingkungan bila tidak membahayakan
lagi bagi lingkungan.
P
|
ROSES
TRICKLING FILTER
§
Prinsipnya
sama dengan proses Lumpur aktif yaitu pemakaian bahan-bahan organic oleh
aktivitas mikroorganisme.
§ Bersifat aerob, membutuhkan oksigen untuk prosesnya.
§
Filter
yang digunakan dapat berupa batuan pecah (krokos), batu bara, palstik grid, susunan
potongan bamboo, dsb.
§
Fungsi
filter sebagai lokasi bagi kehidupan berbagai macam mikroorganisme yang
membentuk permukaan biologis (lapisan film) dimana oksidasi (penguraian) bahan
organic berlangsung.
§ Trickling filter dan proses pengolahan lainnya ditempatkan pada proses
pengolahan limbah setelah Clarifier pertama
P
|
ROSES
AERATED LAGOON
§ Merupakan kolam yang tenang, dimana air buangan masuk, bahan organic di
bio-oxidized menghasilkan CO2, NH3, bahan anorganic (SO4, PO4, cell microbial yang baru dan hasil
akhir.
§ Kolam oksidasi/lagoon biasanya mempunyai ukuran yang luas, dangkal
supaya bias berinteraksi langsung dengan sinar matahari, mikroorganisme dan
oksigen.
§
Kedalaman
kolam sekitar 2-4 ft, agar bias terjadi proses pencampuran oleh angin dan
oksigen bias berada didalamnya.
§
Pada
kedalaman sekitar 10-20 ft daerah anaerobic makin besar.
§ Proses aerasi (supply oksigen) dapat dilakukan melalui aerator misal:
type aerator floting pump (kincir angin).
§ Proses seperti lumpur aktif, effluen langsung dibuang ke perairan
penerima
D
|
ISAIN KRITERIA PERENCANAAN IPAL
PENDAHULUAN
§ Sesuai ketentuan standar Baku Mutu, air limbah harus diolah sebelum
dibuang ke badan air penerima.
§ Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah bagian akhir dari proses
produksi.
§ IPAL harus direncanakan dengan baik (tidak bersifat formalitas) dan
disain kriteria perencanaannya harus mencakup semua polutan yang ada.
§ Pemantauan dan penelitian secara rinci tentang proses produksi harus
dilakukan, karena akan digunakan sebagai Dasar Perencanaan IPAL.
PENGUMPULAN DATA
§ Suatu perencanaan harus diawali
dengan pengumpulan data yang benar dan teliti.
§ Pengumpulan data :
2.
Pengambilan contoh air
limbah (sampel) untuk dianalisa.
3.
Pengukuran volume air
limbah
Pengambilan contoh
air limbah :
a. Pengambilan sampel air limbah harus benar, dengan
ketentuan :
§ Tempat sampel harus bersih
§ Sampel yang diambil harus langsung diperiksa, bila disimpan terlebih
dahulu atau dibawa ke laboratorium yang berjarak jauh, sampel harus diawetkan.
§ Sampel harus diberi nama, tanggal dan waktu
pengambilan.
b. Pemeriksaan sampel harus dilaksanakan di
laboratorium yang baik, yaitu yang telah terakreditasi dan mempunyai reputasi.
c.
Sampel harus diambil dan
diperiksa secara periodik untuk jangka waktu tertentu dan mencakup semua proses
produksi yang ada.
Pengukuran
volume air limbah :
a. Volume air limbah harus diukur dengan benar, karena
sangat penting untuk dasar perencanaan IPAL.
b. Bila volume air limbah yang diberikan salah, maka
IPAL tidak dapat berfungsi.
c.
Volume air limbah dapat
dihitung berdasarkan data pemakaian air bersih dikurangi dengan data kehilangan
air.
PEMANTAUAN DAN PENELITIAN PROSES PRODUKSI
Besaran atau parameter yang harus dipantau dan diteliti adalah :
1.
Kualitas air limbah
2.
Kuantitas air limbah
Fluktuasi kualitas
dan kuantitas air limbah berbeda dari
satu industri dengan jenis industri lainnya.
Kualitas Air Limbah
a. Kualitas air limbah ditentukan oleh parameter
sbb :
§ pH
§ Warna
§ TSS (total suspended solid)
§ TDS (total dissolved solid)
§ Conductivity (daya hantar listrik)
§ BOD dan COD
§ Oil dan grease
|
§ Deterjen
§ Senyawa-senyawa phenol
§
Logam
berat (Fe, Cr, Ni, Hg, Cd, dll)
§ Nitrit, Nitrat dan Amonia
§ Sulfat
§ Phosephate
§ Klorida
|
Parameter air limbah harus diperiksa secara rutin dan teratur dan dipantau
konsentrasi maksimum dan minimumnya, kemudian dihitung konsentrasi
rata-ratanya.
b. Tahapan proses produksi yang berurutan dan berbeda
akan menghasilkan kualitas air limbah
yang berbeda.
Misal :
§ Kualitas air limbah pencucian botol berbeda dengan air limbah dari
pembuatan sirup.
à Air limbah pencucian botol mengandung zat padat, seperti pasir, debu,
kotoran padat lainnya, sedikit minyak dan lain-lain.
à
Air
limbah dari pembuatan sirup mengandung gula (sisa gula) dan memiliki BOD yang
tinggi
à
Untuk
mendapatkan kualitas air limbah rata-rata, maka air limbah yang keluar secara
berurutan dari proses produksi harus disatukan dalam bak equalisasi. Dengan
waktu tinggal tertentu air limbah akan bercampur dan menghasilkan kadar polutan
rata-rata.
Kuantitas
air limbah harus dipantau dan diukur dengan tepat, yang diperlukan :
§
|
§ Debit air limbah maksimum
§ Debit air limbah sebagai fungsi dari waktu selama 24 jam, dapat
diketahui dengan tepat volume air limbah per hari atau debit air limbah
rata-rata per jam.
Perlu menjadi perhatian :
§ Fluktuasi kualitas dan kuantitas air limbah masing-masing jenis industri
berbeda.
§ Pada alur proses produksi harus diteliti dibagian mana terjadi
kontaminan bahan polutan.
à bila pada suatu proses produksi ada proses degreasing (pemisahan lemak)
dan air limbah terkontaminasi dengan minyak dan lemak, maka sebaiknya oil
separator (penangkap minyak/lemak) dipasang pada keluaran (outlet) air limbah
tersebut, sebelum bercampur dengan air limbah dari proses selanjutnya.
à bila pada proses pelapisan chrom dan nikel ada chrom dan nikel yang
terkandung didalam air limbah, maka logam berat tersebut disarankan untuk
segera diendapkan pada kesempatan berikutnya. Jangan biarkan air limbah yang
mengandung chrom dan nikel tersebut bercampur dengan air limbah lainnya.
DESAIN
KRITERIA IPAL
Setelah dilakukan
pengambilan contoh air limbah, pengukuran volume (debit) air limbah, pemantauan
dan penelitian proses produksi, maka perlu dilakukan evaluasi, antara lain :
a.
Volume & debit air
limbah à (debit rata-rata, debit minimum & maksimum)
b. Analisa kualitas air limbah (kandungan polutan
organik dan anorganik)
c.
Sumber keluaran air
limbah
§ Jumlah saluran keluaran dari ruang produksi
§ Tinggi saluran terhadap tinggi lokasi tempat IPAL dibangun
§ Kolektor (bak pengumpul air limbah)
d.
Saluran air limbah.
Saluran ini harus dipisahkan tersendiri, tidak boleh dicampur dengan air hujan.
e.
Luas lahan yang
disediakan untuk pembangunan IPAL.
DASAR-DASAR PERENCANAAN IPAL
a.
Limbah padat à yang dapat
segera dipisahkan dari limbah cair harus segera dipisahkan, misal :
§ Limbah dari kantin atau dapur yang mengandung sisa makanan harus segera
dipisahan.
§ Limbah pabrik kulit yang mengandung bulu, serat atau padatan lain dapat
segera dipisahkan.
b.
Minyak dan lemak à bila air
limbah mengandung minyak/lemak segera dipisahkan dengan oil separator sebelum
bercampur dengan limbah lain.
c.
Polutan logam berat à jika satu
bagian proses produksi air limbahnya mengandung logam berat, maka air limbah
harus dipisahkan dan logam berat diendapkan/dipisahkan terlebih dahulu, air
limbah yang sudah hilang logam beratnya digabung dengan air limbah lain untuk pengolahan
biologis.
d.
Polutan toxic à air limbah
yang mengandung bahan polutan toxic harus dipisahkan atau dihancurkan sifat
toxicnya terlebih dahulu sebelum digabung dengan limbah lain atau dikirim untuk
pengolahan biologis, misal :
§ Limbah
pabrik farmasi yang mengandung sisa antibiotik yang dapat membunuh bakteri
harus dihancurkan atau dinonaktifkan terlebih dahulu, karena dapat membunuh
bakteri di pengolahan biologis, caranya dengan menaikan pH sampai 11 atau
dihancurkan dengan steam pada temperatur tinggi (> 200 OC).
§ Limbah
yang mengandung chlorine dinonaktifkan dahulu, misal dengan penambahan NaHSO3
yang sebanding dengan kadar chlorine yang terkandung.
e.
pH à pH limbah
yang akan diolah harus diukur dengan tepat, bila pH asam, maka peralatan,
saluran dan bak yang bersentuhan dengan limbah tersebut dibuat dari bahan tahan
asam, atau dilakukan penetralan pH dengan penambahan bahan yang bersifat basa,
misal kapur tohor (CaCO3)
f.
BOD dan COD à merupakan
indikator pencemaran organik.
§ Bila
COD/BOD ³ 5,
maka air limbah tidak dapat diolah secara aerobik. Untuk itu COD harus
diturunkan terlebih dahulu dengan pengolahan secara kimiawi atau anaerobik.
§ Pada
pengolahan biologis aerobik BOD akan direduksi.
§ Dasar pengolahan aerobik à beban BOD = Volume/hari x BOD rata2.
§ Dasar
pengolahan anaerobik à
beban COD = Volume/hari x COD rata2
§ Bila
nilai BOD dan COD tinggi ( > 2000 ppm), maka pengolahan tidak dapat
dilakukan salam satu tahap, melainkan dua tahap.
g.
TDS dan DHL à merupakan
indikator banyaknya ion atau zat padat terlarut dalam air limbah.
§ Penggunaan
asam dalam jumlah besar pada proses produksi menyebabkan TDS dan DHL tinggi,
demikian juga penggunaan garam dan bahan kimia lainnya.
§ Garam
dalam jumlah kecil tidak toxic, tetapi dalam kadar sangat tinggi (>10.000 ppm) akan mengganggu
prose pengolahan biologis (proses biologis tidak dilakukan).
h.
Temperatur à temperatur
tinggi (>40 OC) akan mengganggu pertumbuhan bakteri. Air limbah
dengan temparatur tinggi, maka temperaturnya harus diturunkan kurang dari 35 OC.
i.
Biaya à biaya
harus dipikirkan dalam desain kriteria IPAL, harus dicari sistem yang effisien
dan effektif.
PROSES PENGOLAHAN
Berdasarkan data dari desain kriteria, tahapan
selanjutnya adalah mementukan proses pengolahan. Proses pengolahan tergantung dari :
a.
Kualitas air limbah
§
Polutan yang akan direduksi
§
Jenis-jenis polutan yang akan dikurangi
b.
Konsentrasi polutan
§
Konsentrasi polutan yang tinggi harus dikurangi dalam
beberapa tahapan.
c.
Standar baku mutu yang akan dicapai
d.
Sistem pengolahan yang akan dipakai
KESIMPULAN
Perencanaan
dasar IPAL harus didasari oleh :
a. Survey lapangan
§
Survey harus dilakukan
secara rinci sehingga fluktuasi kualitas dan kuantitas air limbah dapat
dicakup.
b. Pengambilan sampel dan analisa
§
Sampel harus diambil dengan
betuk dan dibawa ke laboratorium terakreditasi.
c. Analisa sampel dan pengumpulan data
§
Data analisa harus
diinterpretasikan dan dikaji ulang apakah data tersebut valid atau tidak.
d. Evaluasi data
§
Data harus dievaluasi,
diolah dan disimpulkan sehingga menghasilkan kriteria dasar.
e. Kriteria dasar perencanaan
§
Harus mencakup pengurangan
semua kadar polutan yang melebihi baku mutu. Sistem
yang dipilih harus efisien dan efektif.
f. Penentuan proses pengolahan
§ Proses pengolahan disimpulkan dari disain kriteria. Harus mencakup semua aspek teknis yang ada dan juga disesuaikan dengan
lahan yang tersedia.
g. Biaya
§
Harus dipilih sistem yang
effisien dan effektif.
§
Biaya operasiaonal minimal dan
perawatan mudah.
Pengolahan Limbah
Reviewed by Nurul Hidayat
on
November 10, 2013
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar