banner image

Polusi dan dampaknya terhadap lingkungan



2.1 Pengertian Polusi dan pencemaran
Polusi adalah pencemaran yang diakibatkan oleh limbah atau sampah yang dibuang tidak pada tempatnya. Sedangkan menurut UU RI no.23 1997  Polusi atau pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
2.2 Jenis – Jenis Polusi atau Pencemaran
Polusi dibagi menjadi 5, yaitu :
1.        Polusi udara
Polusi udara atau pencemaran udara adalah polusi/pencemaran yang terjadi di udara yang disebabkan adanya polutan yang berupa gas maupun zat partikel.
Contoh polutan di udara: CO, CO2, HzS, COz, SOZ, NO2, pembakaran batu bara (menghasilkan sulfur dioksida), radiasi nuklir, dan lain-lain.
2.        Polusi air
Polusi air adalah polusi yang terjadi didalam air, contoh polutan nya: limbah industri, insektisida, Pb, Hg, Zn, CO, dan lain-lain.
3.        Polusi tanah
Polusi tanah adalah polusi yang terjadi didalam tanah, contoh polutan nya adalah:  Sampah plastik, botol, kaleng, karet, detergen yang dibuang di tanah, insektisida yang dibuang di tanah, dan lain-lain.
4.        Polusi suara
Polusi suara biasanya disebabkan oleh suara bising dari mesin kendaraan. suara deru mesin pabrik, speaker, dan semua suara yang mengganggu pendengaran (pada umumnya suara keras).
5.        Polusi cahaya
Salah satu polusi yang jarang orang perhatikan adalah polusi cahaya. Polusi cahaya adalah penggunaan cahaya buatan secara berlebihan. Polusi ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Anda bisa menjumpainya pada daerah kota metropolitan, lampu jalan raya maupun stadion sepak bola yang terang benderang.
Secara umum, cahaya bisa disebut sebagai polusi apabila muncul pada daerah gelap yang tidak seharusnya mendapat cahaya. Mungkin sebagian orang menganggap bahwa polusi cahaya adalah hal sepele. Namun, ternyata hal ini juga bisa mempengaruhi keseimbangan lingkungan.Polusi cahaya adalah salah satu jenis polusi. Definisi dari polusi cahaya adalah "dampak buruk akibat cahaya buatan manusia".
Polusi cahaya biasanya berarti intensitas cahayanya terlalu besar. Beberapa spesies termasuk tumbuhan dan manusia, mengalami dampak dari polusi cahaya. Kebanyakan orang tidak pernah mendengar apa itu polusi cahaya, dan yang mengetahuinya biasanya tidak peduli atau tidak melakukan apa-apa untuk menanggulanginya. Polusi cahaya merugikan Amerika Serikat satu miliar dollar setiap tahun.
Pencemaran menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988

 polusi udara

                          Indeks kualitas udara
ü  Smog


2.      Polusi air
ü  Eutrofikasi
ü  Hipoksia
ü  Puing lautan
ü  Polusi laut
ü  Air limbah
ü  Kualitas air
ü  Stagnasi air
3.      Kontaminasi tanah
ü  Bioremediasi
ü  Herbisida
ü  Pestisida
ü   Produk fisi
ü   Nuclear fallout

5.      Jenis polusi lainya
ü   Degradasi lahan
ü   Polusi cahaya
ü   Polusi suara

2.3 Sumber dan Penyebab Terjadinya Polusi
Penyebab polusi udara dapat terjadi akibat dari, yaitu;
1. Kendaraan bermotor
Semua kendaraan bermotor yang memakai bensi dan solar akan mengeluarkan gas CO, Nitrogen Oksida, blerang dioksida dan partikel-partikel lain dan sisa pembakarannya. Unsur-unsur ini bila mencapai kuantum tertentu dapat merupakan racun bagi manusia atau hewan. Sebagai contoh gas CO merupakan racun bagi fugnsi-fungsi darah, SO2 dapat menimbulkan penyakit sistem pernapasan.
2. Pabrik-pabrik industri
Bagi pabrik industri yang di antara bahan bakunya banyak menggunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasi pengelolaannya selai menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kepentingan hidup manusia juga dikeluarkan produk-produk yang tidak berguna malahan dapat berupa racun. Produk-produk yang tidak berguna ini jelas akan dibuang dan bisa merusak lingkungan, berupa gangguan pada kehidupan dan kelestarian lingkugan bila tanpa pengendalian.
Berbagai bentuk penyakit akan timbul pada masyarakat di sekitar pabrik atau pada pekerja sendiri akibat masuknya zat-zat buangan ini ke dalam tubuh. Misal dengan timbulnyaapa yang disebut penyakit Pneumokoniosis, yaitu segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu dalam paru-paru.
Untuk menentukan apakah orang tersebut terserang penyakit paru-paru akibat penimbunan debu dalam paru-paru, tidak mudah kalau hanya berdasarkan kelainan-kelainan yang terjadi pada tubuh. Harus ada riwayat pekerjaan atau lingkungan tempat tinggal ang selalu mereka gunakan atau sering berurusan dengan debu-debu yang membahayakan misalnya pernah bekerja atau pernah tinggal di sekitar petambangan, di pabrik keramik dan lain-lain.
Kelainan yang terjadi pad atubuh bergantung pada banyaknya debu yang timbul dalam paru-paru, makin luas bagian paru yang terkena makin hebatlah gejala-gejalanya, walaupun hal itu tidak selalu benar. Gejala yang timbul, antara lain batuk-batuk kering, sesak napas, kelelahan umum, berat badan yang turun, banyak berdahak dan lain-lain.
Untuk pengobatan secara khusus terhadap penyakit ini boleh dikatakan tidak ada. Pemberian obat-obatan umumnya hanya ditujukan untuk mengurangi penderitaan dan gejala-gejala yang timbul. Satu-satunya tindakan adalah yang bersangkutan tidak lagi mengisap debu berbahaya tadi.
Dengan demikian pencegahan merupakan hal yang perlu diutamakan. Biaya pencegahan relatif tidak seberapa bila dibandingkan dengna akibat penyakit ini
Pencemaran air dan tanah umumnya terjadi oleh tingkah laku manusia seperti oleh zat-zat detergen, asap belerang dan zat-zat kimia sebagai sis pembuangan pabrik-pabrik kimia atau industri. Pencemaran inipun bisa juga oleh pestisida, herbisida, pupuk tanaman yang merupakan unsur-unsur polutan, sehingga mutu air dan tanah berkurang bahkan dapat membahayakan, baik untuk tumbuh-tumbuhan maupun hewan/manusia.
Sebagai contoh DDT, ladrin, endrin, dan fosfor organik bila mencemari tanah pertanian akan merugikan sebab zat-zat ini bisa membunuh mikroorganisma/jasad renik yang sangat penting bagi tanah untuk proses pembusukan dan sintesa zat-zat organin atau anorganik.
Insektisida yang sering dipakai sebagai pembasmi serangga/nyamuk kalau paenggunaannya tidak terkontrol bisa menimbulkan pencemaran pada umumnya, misalnya air minum, bisa merugikan kesehatan pada umumnya dan juga dapat mengakibatkan resistensi terhadap zat-zat ini. Selain itu insektisida ini juga dapat bersifat karsinogenik, yaitu zat-zat yang bisa menimbulkan terjadinya kanker atau tumor ganas.
Jangan dilupakan pula sampah-sampah atau kotoran yang tidak digunakan akibat proses kehidupan manusia yang sering dibuang kedalam tanah atau air sungai. Hal ini jelas mempengaruhi produktifitas air, tanah dan lingkungan secara luas.
Dengan demikian dalam setiap program pembangunan, penggunaan zat-zat untuk mendukung berhasilnya pembangunan (penggunaan pestisida, dan lain-lain) harusla dikendalikan dengan seksama untuk memperkecil pengaruh sampingan yang tidak diinginkan. usahakan kalau memungkinkan untuk menemukan zat kimia yang efektif sebagai pengganti zat kimia yang mempunyai pengaruh yang tidak baik pada lingkungan.
Sebelum ditemukan zat kimia demikian, maka satu-satunya jalan sebagai petunjuk ekologi yang dapat dianjurkan adalah kewaspadaan dalam penggunaan setiap zat kimia yang mempunyai pengaruh potensial yang luas pada lingkungan.
Hal ini perlu sebab beberapa bentuk pencemaran, terutama yang disebabkan oleh zat kimia beracun seperti asam, alkali, lemak, dtergen dan lain-lain mempunyai pengaruh langsung yang destruktif pada kehidupan.
Udara pada lingkungan tercemar oleh zat-zat polutan sehingga tidak bersih lagi dan merupakan gangguan bagi makhluk hidup/manusia sekitarnya. Dengan kemajuan teknologi pada masa kini, polusi udara telah menimbulkan banyak kekhawatiran terutama di daera daerah industri.
Polusi cahaya adalah efek samping dari industrialisasi. Polusi cahaya berasal dari pencahayaan eksterior dan interior bangunan, papan iklan, properti komersial, kantor, pabrik, lampu jalan dan stadion. Polusi cahaya paling parah terjadi di wilayah yang telah terindustrialisasi dengan kepadatan penduduk tinggi di Amerika Utara, Eropa, dan Jepang, serta kota-kota utama di Timur Tengah dan Afrika Utara seperti Kairo.

 2.4 Dampak dan Bahaya yang Diakibatkan dari Terjadinya Polusi
2.4.1 Dampak Negatif dari Terjadinya Polusi Cahaya

1. Dampak terhadap hewan

Hewan adalah salah satu spesies yang terpengaruh polusi cahaya secara langsung. Cahaya bisa mengganggu berbagai siklus yang terjadi pada hewan, seperti siklus tidur, makan, migrasi maupun perkembangbiakan. Pada umumnya, hewan mengikuti pola hidup yang berasal dari alam seperti isyarat musim, matahari, bulan, bintang dan berbagai isyarat lingkungan lainnya. Dengan adanya cahaya yang berlebihan, maka bisa membuat hewan mengalami kebingungan dalam melakukan siklus alamnya dengan baik.
Salah satu contoh adalah saat kawanan burung melakukan siklus migrasi. Adanya kelimpahan cahaya buatan membuat kawanan tersebut bisa tersesat di arah yang salah. Mereka bisa saja hinggap di daerah dengan kondisi udara yang cukup dingin dan tidak bersahabat. Kawanan burung tersebut bisa stress dan putus asa hingga akhirnya mati.

2. Dampak terhadap manusia

 Disadari atau tidak, manusia juga terkena dampak langsung atas munculnya polusi cahaya. Efek negatif yang menyerang manusia biasanya menyerang kesehatan. Manusia memiliki jam alam sendiri yang membuat manusia harus tidur, bangun dan makan secara natural. Adanya cahaya buatan yang berlimpah ruah, terutama saat jam malam bisa mempengaruhi tingkat melatonin pada manusia mengalami penurunan.
Tingkat melatonin ini akan berpengaruh terhadap berbagai sistem dalam tubuh, seperti proses metabolisme dan sistem endokrin. Hal ini juga membuat tingkat kekebalan tubuh manusia berkurang dan akhirnya membuat berbagai hormon dalam tubuh tidak seimbang. Apabila faktor tadi bercampur dengan faktor lain, maka bisa memicu munculnya penyakit, seperti diabetes, jantung coroner, obesitas, hipertensi dan lain sebagainya.
Kanker adalah salah satu penyakit yang rentan muncul di berbagai kalangan masyarakat. Penyakit kanker tidak hanya disebabkan oleh konsumsi zat karsinogenik saja, namun juga bisa dari polusi cahaya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, cahaya buatan yang berlebih bisa mempengaruhi tingkat melatonin pada manusia. Melatonin pada tubuh manusia bertindak sebagai zat antioksidan.
Kurangnya zat ini akan menaikan resiko manusia untuk terserang penyakit kanker. Beberapa riset menunjukkan bahwa wanita yang hidup di negara maju memiliki resiko terserang kanker payudara lima kali lebih besar daripada wanita yang tinggal di negara berkembang. Resiko tersebut akan meningkat apabila para wanita bekerja pada shift malam dan menghabiskan waktu lebih banyak di cahaya lampu buatan.
Intensitas cahaya berlebih pada polusi cahaya juga mampu mengakibatkan keseimbangan lingkungan terganggu. Cahaya buatan akan menghasilkan polusi karbon dengan jumlah yang cukup banyak. Namun, sampai saat ini, polusi karbon adalah polusi yang paling mudah diatasi.
Untuk menghindari dampak negatif yang dihasilkan polusi cahaya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan masyarakat. Gantilah lampu pada rumah dengan lampu yang memiliki watt lebih rendah. Jika perlu, pilihlah lampu yang memiliki sensor gerak sehingga bisa nyala dan mati secara otomatis. Untuk sektor perkotaan dan lingkup yang lebih besar, bisa mengajukan petisi tentang perbaikan lampu gedung dan lampu jalanan.
2.4.2 Dampak Negatif dari Terjadinya Polusi Udara
Menghirup polusi langsung merupakan kebiasaan yang harus dihindari semua orang. Betapa tidak, efek buruk dari polusi bisa berakibat gangguan penapasan, masalah paru-paru, sampai kanker paru-paru.
Polusi udara bertanggung jawab untuk penyakit pernapasan akut dan kronis. Tak hanya itu, WHO mencatat polusi juga menyebabkan beberapa masalah umum. Untuk mengetahui apa saja itu, berikut ulasannya seperti dilansir Healthmeup.
1.        Masalah pernapasan
Menurut berbagai penelitian, terlalu banyak terpapar asap biomassa bisa meningkatkan risiko berbagai masalah pernapasan dan infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut bawah.
2.        Masalah paru-paru
Mau di dalam ruangan atau luar ruangan, menghirup polusi bisa meningkatkan risiko masalah paru-paru seperti bronkitis kronis dan penyakit paru obstruktif kronik.

3.        Kanker paru-paru
Polusi udara terdiri dari zat karsinogenik tertentu, yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk jenis kanker tertentu. Badan internasional penelitian kanker (IARC) menyatakan bahwa polusi sama berbahayanya dengan zat perusak paru-paru lain seperti tembakau dan radiasi sinar ultraviolet. Pernyataan itu disimpulkan dan dirilis setelah beberapa peneliti melakukan konsultasi dan diskusi dengan panel pakar yang dibentuk oleh IARC, badan kanker yang merupakan bagian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang diadakan oleh IARC di Lyon, Prancis.
"Udara yang dihirup oleh kebanyakan orang di dunia telah terkontaminasi dengan senyawa yang menyebabkan kanker," kata Kurt Straif, kepala IARC, seperti dilansir Softpedia, Ia juga menjelaskan polusi dari asap rokok yang dihirup oleh perokok pasif juga menjadi salah satu yang berbahaya.
Sebelumnya, peneliti juga telah menyebutkan bahwa udara berbahaya yang bisa menyebabkan kanker adalah emisi gas atau asap dari kendaraan bermotor.  Namun ini menjadi pertama kalinya yang menjelaskan bahwa polusi udara secara keseluruhan menyebabkan kanker.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bumi saat ini terus melepaskan karbondioksida sebanyak 54 persen yang menyebabkan lapisan ozon berlubang. Hingga 2011 lalu atmosfer Bumi sudah tercemar oleh karbon sebanyak 531 gigaton. Jika hal ini terus dibiarkan tanpa penanganan tentu saja akan berdampak buruk tak hanya untuk kesehatan manusia, tapi juga kelangsungan hidup Bumi.
Fakta bahwa hampir semua orang di dunia terpapar polusi udara kemungkinan akan membuat pemerintah dan lembaga dunia lainnya memberlakukan aturan yang lebih ketat mengenai polusi udara.
Sedangkan dalam sumber lain dipaparkan bahwa Isu tentang lingkungan hidup dan pemanasan global makin mengkhawatirkan belakangan ini. Laporan terbaru menyebutkan polusi udara di perkotaan adalah penyebab terbesar seseorang terkena kanker paru-paru. Sebuah studi terbaru dari lembaga penelitian kanker (International Agency for Research on Cancer), yang berbasis di Lyon, Prancis, mengungkapkan polusi udara yang dapat menyebabkan kanker paru-paru.
Seperti dilansir Inautonews, dari hasil studi tersebut polusi udara dari pembangkit listrik pembakaran batu bara China, operasi pertanian luas California, mobil diesel, dan juga truk di seluruh dunia merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker paru-paru. Bahkan polusi udara ini lebih berisiko menyebabkan kanker paru-paru, dibandingkan dengan asap rokok. Pada 2010, lembaga ini juga mengeluarkan data, sebanyak 220 ribu orang di seluruh dunia meninggal akibat polusi udara.
Studi lain dari IARC juga menindaklanjuti laporan sebelumnya, bahwa polusi udara juga dapat menyebabkan resiko kanker lain. Polusi udara tidak hanya dapat menyebabkan kanker paru-paru, tetapi juga dapat menyebabkan kanker kandung kemih. "Orang bisa berkontribusi mengurangi polusi udara ini dengan melakukan hal-hal seperti tidak mengemudi mobil diesel besar, tapi ini perlu kebijakan yang lebih luas oleh otoritas nasional dan internasional," pungkas Straif.
4.        Serangan Jantung
Polusi udara tidak hanya menimbulkan berbagai penyakit pernapasan. Namun, udara yang tercemar juga dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan meningkatkan risiko mengalami serangan jantung.  
Menurut sebuah penelitian baru udara yang tercemar dapat mengganggu kesehatan manusia. Para peneliti mengatakan, tingginya kadar polusi udara yang umumnya adalah asap dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan masalah jantung serius lainnya.
Polusi partikulat mengacu pada partikel kecil di udara yang dikenal sebagai PM10. Batas normal partikel PM10 Uni Eropa adalah 50 mikrogram per meter kubik (mcg/m3). Tetapi, penelitian ini menunjukkan bahwa efek berbahaya dari PM10 dapat terjadi di bawah level tersebut.
Lebih lanjut, para peneliti membandingkan data konsentrasi rata-rata harian PM10 di Brescia, Italia. Para peneliti membandingkan rata-rata konsetrasi harian PM10 dari tahun 2004-2007 dan pasien rawat inap harian untuk kejadian penyakit jantung selama periode tersebut.
Selanjutnya, para peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara tingkat PM10 dan jumlah penerimaan pasien serangan jantung dan sindrom koroner akut lainnya, seperti gagal jantung dan gangguan irama jantung.
Para peneliti juga menemukan bahwa laki-laki dan orang-orang  di atas 65 tahun sangat rentan untuk mengalami sindrom koroner akut seiring dengan meningkatnya tingkat PM10. Selain itu, orang-orang yang sebelumnya telah dirawat di rumah sakit untuk masalah jantung lebih mungkin di rumah sakit dengan masalah jantung ketika PM10 meningkat lebih tinggi.
“Kita perlu memberi perhatian khusus terhadap perlindungan pasien yang lebih tua dan telah mengalami serangan jantung sebelumnya, atau masalah jantung lainnya. Hal ini karena mereka lebih rentan untuk mengalami masalah jantung lainnya,”kata penulis penelitian, Dr. Savina Nodari, dikutip Newsmaxhealth.
“Saat ambang PM10 terlalui tinggi, itu harus dikurangi menjadi 20-30 mcg/m3. Hal ini karena semakin tinggi tingkatnya, maka semakin besar risikonya. Jika kita bisa menekan tingkat PM10 menjadi lebih rendah, maka mungkin kita akan menurunkan risiko penyakit jantung,”tandasnya.
NASA baru saja merilis sebuah peta yang menunjukan angka rata-rata kematian yang terkait polusi partikel halus setiap tahun per seribu kilometer persegi. Data ini dapat memerlihatkan tempat orang meninggal karena polusi udara.
Dilansir Yahoo News, peneliti membandingkan tingkat polusi dalam 150 tahun terakhir. Dimulai 1850 dan berakhir pada 2000. Area cokelat dalam peta yang mencolok di Asia (termasuk Indonesia), India, Eropa, dan sebagian Afrika, mengindikasikan lokasi dengan tingkat kematian tertinggi karena polusi udara.
Tapi, daerah bagian tenggara Amerika Serikat (AS) dan sebagian Amerika Selatan, mengindikasikan wilayah yang mengalami perbaikan kualitas udara. Serta daerah yang mengalami penurunan tingkat kematian karena polusi udara.
Kenapa banyak daerah yang semakin parah? Menurut NASA, kemungkinan disebabkan industri dan urbanisasi. Indikatornya, area berwarna biru, yang memiliki perbaikan kualitas udara dari 1850-2000, diduga adanya penurunan pembakaran biomass.
Peneliti yang membuat peta tersebut berasal dari University of North Carolina, Profesor Jason West. Penelitian ini dipublikasikan oleh Enviromental Research Letters, sebuah studi yang memperkirakan 2,1 juta kematian terkait dengan polusi partikel materi halus per tahun.
Enviromental Protection Agency (EPA) mendefinisikan partikel materi sebagai campuran kompleks dari partikel dan tetesan cairan yang sangat halus. "Partikel materi berukuran 10 mikrometer atau lebih kecil yang paling mengkhawatirkan. Karena partikel itu yang biasanya melewati tenggorokan dan hidung dan masuk ke paru-paru," ujar EPA.
5.        Pengaruh Negatif pada Ibu Hamil
Udara kotor atau polusi dalam bentuk apa pun yang dihirup sang ibu saat hamil berpengaruh negatif terhadap berat badan bayi yang dikandung. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Lancet Respiratory Medicine, polusi dalam porsi rendah sekalipun menyebabkan berat badan lahir rendah dan berisiko menyebabkan masalah kesehatan lebih tinggi bahkan kematian.
Seperti dikutip dari Mirror, penelitian ini dilakukan dengan melibatkan lebih dari 74.000 wanita hamil di 12 negara. Hasilnya menunjukan ibu yang terpapar polusi udara dengan intesitas kerap akan memiliki bayi dengan berat badan rendah saat lahir, sebagian bertahan hidup, tetapi lebih mungkin menderita kondisi seperti diabetes dan penyakit jantung saat dewasa.
Para ilmuwan mengukur lalu lintas jalan terdekat dan di semua jalan utama dalam radius 100 meter dari rumah setiap wanita hamil. Menurut para ilmuwan ini, setiap kenaikan lima mikrogram per meter kubik pada paparan partikulat yang berasal dari kendaraan dan pembangkit listrik berbahan bakar batubara menimbulkan risiko 18 persen bayi lahir dengan berat badan rendah.
Penulis utama Dr Marie Pedersen dari Pusat Penelitian Epidemiologi Lingkungan di Barcelona, Spanyol mengatakan "Temuan kami menunjukkan bahwa sebagian besar kasus berat lahir rendah bisa dicegah di Eropa jika polusi udara perkotaan, partikulat berbahay berkurang".
Prof John Wright dari Bradford Institut Penelitian Kesehatan menyerukan "transportasi hijau" termasuk mobil listrik untuk mengurangi polusi lalu lintas. Dr Patrick O'Brien , dari Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists juga mengatakan paparan polusi udara tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari -hari dan memiliki risiko negatif untuk tubuh.
Dengan adanya penelitian ini, Dr Patrick O'Brien dari Royal College of Obstetricians dan Gynaecologist berharap ini bisa memberi pengetahuan kita tentang dampak polusi udara terhadap perempuan dan bayi mereka.
Hasil kesehatan lainnya termasuk :
Kelahiran dengan berat badan rendah
Asma
Tuberkulosis
Katarak
( kebutaan )
Penyakit kardiovaskular
2.4.3 Dampak Negatif dari Terjadinya Polusi Suara
1. Dampak Pencemaran Suara Terhadap Kesehatan Manusia
Gangguan Fisiologis
Pada awalnya, bising bernada tinggi sangat menganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat ddan gangguan sensoris. Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan efek pusing/vertigo. Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas disebabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.
Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stress, kelelahan, dll.
Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (binyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.

Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual. Efek Pada Pendengaran. Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran. Yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula – mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja teus-menerus di area bising maka akan terjasi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 400 Hz dan kemudian meluaas ke frekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.
2. Dampak Pencemaran Suara Terhadap Lingkungan
Pencemaran suara lebih dominan berpebgaruh terhadap kesehatan manusia. Akan tetapi, pencemaran suara secara tidak langsung juaga mempengaruhi linhkungan sekitar. Walaupun tidak berpengaruh secara signifikan. Misalnya berpindahnya komunitas burung tertentu pada suatu wilayah dikarenakan wilayah tersebut dibangun sebuah industri yang menghasilkan suara yang keras dan bising. Jika komunitas burung tersebut adalah burung pemakan serangga yang merupakan  predator bagi serangga di daerah pertanian, maka para petani akan dirugikan
2.4.4 Dampak Negatif dari Terjadinya Polusi Tanah
1. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan
• Kromium,merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
• Timbal menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
• Benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
• Merkuri (air raksa) dan siklodiena menyebabkan kerusakan ginjal,beberapanya tidak dapat diobati.
• PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
• Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot.
• Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.


2. Dampak pencemaran tanah terhadap ekosistem
• Perubahan kimiawi tanah timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
• Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
2.4.5 Dampak Negatif dari Terjadinya Polusi Air
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun. Dalam keseharian kita, kita dapat mengurangi pencemaran air, dengan cara mengurangi jumlah sampah yang kita produksi setiap hari (minimize), mendaur ulang (recycle), mendaur pakai (reuse). Kita pun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi "masyarakat kimia", yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya .Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Walaupun demikian, langkah pencegahan tentunya lebih efektif dan bijaksana
2.5 Penanganan dan Pencegahan Terjadinya Polusi
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Masalah mengenai polusi bukan hanya permasalahan suatu negara, tetapi merupakan permasalahan global yang harus dicari solusinya secara bersama-sama, seperti yang dikutip dalam sebuah media informasi publik disebutkan bahwa Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore, mengajak warga dunia untuk peduli terhadap polusi karbon.
Dalam teleconference melalui Skype selama 10 menit, Gore menjelaskan polusi karbon di dunia menyebabkan sistem alam berada di luar keseimbangan.
Gore memaparkan bahwa penggunaan bahan-bahan yang dapat menghasilkan limbah perlu diminimalisir, hal tersebut perlu kita perhatikan karena keseimbangan alam yang ada, terutama di sistem iklim adalah hal kondusif bagi  makhluk hidup dan peradaban manusia.
Dampak polusi karbon yang telah terlihat adalah kenaikan suhu, pencairan es seperti di Greenland dan Arktik, serta naiknya air laut.
Gore menjelaskan pemanasan global juga menyebabkan terjadinya suhu ekstrim sehingga menyebabkan badai besar, kebakaran hutan, dan musim kemarau yang kering dan cenderung lebih panjang. Polusi karbon memberikan "harga nyata".Beberapa bencana alam yang terjadi semakin bersifat destruktif.
Dari segi kesehatan, penyakit-penyakit seperti yang disebabkan oleh nyamuk dan serangga dapat meningkat akibat suhu bumi yang menghangat.
Setiap kegiatan, bahkan kegiatan manusia berpindah dari satu tempat bila menggunakan kendaraan pun berpengaruh terhadap peningkatan karbon. Gore mengajak turut menghitung karbon dalam pasar. Nilai terhadap karbon menurut Gore dipengaruhi oleh sistem yang dianut oleh suatu negara.
Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Rachmat Witoelar mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada KTT G20 di Pittsburgh pada September 2009 mengajukan upaya pengurangan emisi karbon Indonesia sebesar 26 persen pada 2020.
Farhan Helmy, Sekretaris Kelompok Kerja Mitigasi DNPI menjelaskan perlu ada inovasi terhadap barang-barang yang dikonsumsi pasar. Ia mencontohkan misalnya pencucian sepotong celana jeans dapat menghabiskan 250 liter air. Dengan adanya kebijakan pengurangan emisi karbon dari negara, produsen, misalnya, mendapat peluang untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan, menghabiskan kurang dari 250 liter air, dengan nilai pakai yang relatif lebih lama.
"Kita harus menyadari tiap negara punya cara sendiri mengatasi polusi karbon dan berpengaruh terhadap sistem politik mereka," kata Gore.
Al Gore menjabat sebagai Wakil Presiden AS pada tahun 1993-2001. Ia kini menjadi Ketua Dewan Direksi The Climate Reality Project, organisasi nirlaba yang fokus pada edukasi perubahan iklim dan  kampanye perubahan iklim di seluruh dunia.
Di bagian lain, Pemerintah China menggelontorkan dana hingga lima miliar yuan atau setara dengan 818 juta dollar AS untuk memerangi polusi udara di Beijing dan kawasan sekitarnya. Kementerian Keuangan China, sebagaimana warta Xinhua mengatakan, dana sebanyak itu dipakai untuk membersihkan udara mulai dari Beijing, Tianjin, seluruh wilayah Hebei, Shanxi, dan Shandong, hingga ke arah Mongolia Dalam. Sampai dengan Agustus silam, mutu udara di kawasan itu gagal menyentuh dua pertiga standar nasional untuk udara bersih.
Tak hanya itu, fokus penggunaan dana akan berpusat di tujuh kota paling berat terkena polusi. Polusi terbesar ada di Provinsi Hebei. "Kami akan membatasi industri penyerap banyak energi sekaligus produsen polusi seperti industri pengolahan bijih besi, baja, dan semen. Kami juga akan mempromosikan energi bersih seperti gas sekaligus meyakinkan kalau di masa mendatang, energi yang digunakan berstatus ramah lingkungan," kata Asisten Inspektur Komisi Pembangunan dan Reformasi Hebei Gao Junzhao.
Dalam realisasi perencanaan sudah ada pemindahan 411 perusahaan yang mengonsumsi batubara untuk produksinya dari Hebei. Sementara ada 14 unit pembakar batubara generasi terkini yang sudah dibangun di Hebei.
Selama lima tahun ke depan, imbuh Junzhao, ada reduksi produksi baja hingga 60 juta ton. Lalu, ada pencanangan pengurangan konsumsi batubara di Hebei hingga 40 juta ton.
Sebaliknya, konsumsi energi hijau dan gas alam bakal naik hingga 15 miliar meter kubik sampai dengan 2017. Sampai dengan 2012, konsumsi energi ramah lingkungan itu baru mencapai angka 5 miliar meter kubik. "Kami akui, suplai gas ke Hebei memang belum memadai," kata Gao Junzhao.
Sementara itu, untuk menyambut musim dingin, pasokan gas ke Hebei akan naik tajam mencapai 3,1 miliar meter kubik. "Tetapi, kami memasok 760 juta meter kubik gas alam saja. Selebihnya, kami membeli gas alam cair dan membangun stasiun penyimpan gas alam cair cadangan di empat kota sebagai langkah persiapan," tuturnya.
Rencana lain adalah pembangunan instalasi kamera pengawas hingga 95 persen sampai dengan Mei 2014. "Kami juga akan membangun stasiun pemantauan polisi hingga ke 143 desa dan distrik sampai dengan akhir Juni 2014," terang Gun Junzhao.
Sejauh ini, tambah Deputi Direktur Jenderal Biro Perlindungan Lingkungan Hebei Yin Guangping, keluhan paling banyak soal polusi datang dari kawasan penyangga. Jumlahnya mencapai 85 persen. "Makanya, kami akan memperluas jaringan pemantauan polusi," demikian Yin Guangping.
Polution Prevention menjadi topik menarik di bidang industri. Lagi-lagi karena limbah menjadi momok menakutkan dan cenderung menjadi daftar hitam yang harus dihindarkan. Menghindar karena biaya proses pengolahan sangat mahal dan akibat regulasi yang mengikat.
Berikut adalah 6 hal yang harus diperhatikan bagi industri agar lebih “hijau”:
1. Pemilihan bahan baku. Bahan baku yang dipilih harus yang paling kecil dampaknya bagi kesehatan dan lingkungan serta sesuai dengan kondisi operasi.
2. Waste Generation Mechanism. Evaluasi secara cermat dalam mekanisme pembentukan limbah akan mempermudah perancang dalam pemilihan bahan, proses, dan opsi penanggulangan limbah/emisi.
3. Kondisi operasi. Kondisi operasi haruslah dioptimalkan sehingga konversi didalam proses dapat optimum dan efisiensi unit tinggi.
4. Material storage and transfer. Harus dipilih material yang paling cocok dengan bahan yang disimpan untuk mengurangi kecelakaan.
5. Energy/resource consumption. Pemakaian energi seminimum mungkin, ini menguntungkan secara ekonomi dan pengeluaran emisi lebih kecil.
6. Process Safety. Kontrol terhadap polusi penting dalam evaluasi dan menjadikan proses aman untuk pekerja dan lingkungan.
Polusi dan dampaknya terhadap lingkungan Polusi dan dampaknya terhadap lingkungan Reviewed by Nurul Hidayat on Oktober 28, 2013 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.