Penanganan Ikan Segar

Ikan segar atau ikan basah adalah ikan
yang belum atau tidak diawet dengan apa pun kecuali semata-mata didinginkan
dengan es. Penanganan ikan segar dimaksudkan sebagai semua pekerjaan yang
dilakukan terhadap ikan segar sejak ditangkap sampai saat diterima oleh
pemakainya. Pekerjaan ini dilakukan oleh nelayan, pedagang pengolah, penyalur,
pengecer dan seterusnya hingga konsumen. (Murniyati dan Sunarman, 2000).
Ikan
dikatakan mempunyai kesegaran yang maksimal apabila sifat-sifatnya masih sama
dengan ikan hidup, baik rupa, bau, cita rasa, maupun teksturnya. Apabila
penanganan ikan kurang baik maka mutu atau kualitasnya akan turun. Menurut
Ilyas, (1983) untuk memperoleh ikan yang bermutu dan berdaya awet panjang, hal
penting yang harus diperhatikan dalam menangani ikan adalah bekerja cepat,
cermat, bersih, dan pada suhu rendah. Hal-hal yang berpengaruh buruk pada mutu
ikan adalah kenaikan suhu, penanganan yang ceroboh, penundaan waktu penanganan
serta pencemaran selama di darat, transportasi dan distribusi.
Menurut Irawan, (1997) menyatakan bahwa
penanganan ikan segar sangat memegang peranan penting. Sebab tujuan utamanya
adalah mengusahakan agar kesegaran ikan setelah tertangkap dapat dipertahankan
selama mungkin. Dengan kata lain usaha yang dilakukan adalah mempertahankan
kesegaran ikan dari mulai ditangkap sampai berada di tangan konsumen. Dalam
penanganan ikan segar suhu lingkungan atau di mana ikan itu ditempatkan harus
selalu diusahakan agar tetap rendah mendekati 0 0C, dan suhu ini
harus selalu dijaga agar tetap stabil.
Penanganan ikan segar harus
diperhatikan suhu lingkungan atau tempat di mana ikan itu ditempatkan harus
selalu diusahakan agar tetap rendah mendekati 0 0C, dan suhu ini
harus selalu dijaga agar tetap stabil. Begitu juga pada waktu ikan atau hasil
laut lainnya itu diangkut, suhu harus tetap terjaga dengan baik. Kalau ikan
atau hasil-hasil lainnya itu terkena sinar matahari secara langsung, atau dalam
pengangkutannya kekurangan es sehingga tidak lagi bisa mempertahankan suhu
rendah, maka proses pembusukkan ikan menjadi lebih cepat. Untuk itulah dalam
setiap pengangkutan, pengemasan ataupun hal-hal lain sebelum ikan-ikan itu
dijadikan sebagai salah satu produk atau diolah menjadi bahan konsumsi, es yang
digunakan untuk membekukan ikan harus diusahakan jangan cepat mencair (Irawan,
1997).
Menurut Junianto, (2003) media
pendingin yang dapat digunakan dalam penanganan ikan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
tidak
meninggalkan zat racun atau zat yang berbahaya lainnya di dalam tubuh ikan
sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia atau hewan yang mengonsumsinya, mempunyai
kemampuan untuk menyerap panas dari tubuh ikan, mudah atau
praktis dalam penggunaanya, harga ekonomis dan masih menguntungkan dari biaya pembelian
dan pengaplikasian media pendingin tersebut.
Berdasarkan persyaratan yang harus dipenuhi, beberapa
bahan yang dapat digunakan sebagai media pendingin untuk penanganan ikan
diantaranya es, es ditambah garam, es ditambah es kering (CO2
padat), air laut yang didinginkan dengan es, air laut yang didinginkan secara
mekanis, dan udara dingin.
Penanganan Ikan segar
Reviewed by Nurul Hidayat
on
Mei 26, 2013
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar