Dakwah
Sosial Media (Syiar Media)
Oleh
: Mas Hafidz Ary
Siapa musuh dakwah kita
saat ini?? Ya, mereka adalah pemikiran liberalisme dan pluralisme. Semua
permasalahan seperti seks bebas, alcohol, rokok, kristenisasi, dll adalah
dampak dari kedua pemikiran ini. Tahukah Anda bahwa setiap tahun 2 juta muslim
di Indonesia berpindah agama? Tahukah Anda bahwa bahkan di dalam pikiran-pikiran
saudara-saudara kita yang aktif di LDK pun banyak yang telah teracuni dengan
pemikiran liberal?
Sungguh Saudaraku, ini
adalah fakta!!
Coba antum tanyakan
kepada beberapa orang di kampus: “Mengapa Anda berislam?” Maka mereka tidak
akan bisa menjawabnya!
Atau Antum nyatakan
kepada mereka: “Pada dasarnya, semua agama mengajarkan kebaikan, semua agama
mengajarkan kebenaran”. Maka tidak akan ada dari mereka yang membantah kecuali
sedikit! Sangat sedikit!
Lantas apa yang
dilakukan LDK-LDK sekarang? Apa yang antum dakwahkan? Bagaimana
antum mendakwahkan? Apa hasil dari perkumpulan LDK se-Indonesia?
Berdasarkan data dari
Internet World Stats pada tanggal 31 desember 2011, jumlah pengguna internet
mencapai lebih dari 2 milyar dan sebanyak 44% adalah di kawasan Asia
Indonesia menduduki
peringkat ke-4 jumlah pengguna internet di kawasan Asia
Jumlah pengguna
facebook sangat banyak mencapai 845 juta pengguna AKTIF setiap bulannya!!
85% pengguna social
media mengaksesnya dari perangkat mobile yang sangat PERSONAL!
Di seluruh dunia,
jumlah tweet per hari mencapai 250 juta!
Menurut penelitian,
orang-orang lebih memilih untuk tidak merokok, tidur, minum alcohol, dan
berhubungan dengan istri daripada tidak nge-tweet… Subhaanallaah.
Mengapa Indonesia
begitu aktif di social media? Alasan pertama adalah karena social media sangat
memudahkan kita untuk mengekspresikan diri. Apapun yang kita mau tulis tidak
perlu melalui birokrasi-birokrasi yang rumit seperti bila kita ingin publish di
TV, radio, dan semacamnya. Contoh konkretnya adalah aksi gerakan Indonesia
Tanpa JIL. Ketika gerakan ini mengadakan aksi dengan jumlah massa mencapai
ribuan, TIDAK ADA media massa yang meliput. Sedangkan, sebuah aksi kaum waria
yang hanya 40 orang diliput!! Dan hal ini tidak akan terjadi di social media!
Kedua, akses internet
sugguh murah bila dibandingkan dengan manfaat yang bisa diperoleh. Bayangkan
Saudaraku, hanya dengan 100 ribu per bulan kita dapat berhubungan dengan jutaan
orang di SELURUH DUNIA!
Menurut data, Indonesia
adalah negara dengan jumlah pemakai facebook terbesar kedua di dunia dengan
jumlah pengguna 39 juta!
Bahkan menurut data
terbaru, kini pengguna facebook di Indonesia telah mencapai 43 juta. Sadarkah
kita akanpotensi bahaya dan kebaikan di dalamnya??
Saat ini, Indonesia
adalah negara dengan jumlah pengguna twitter TERBANYAK sedunia.
Berdasarkan data
penggunaan twitter di Indonesia, orang-orang kita bahkan tidak berhenti
nge-tweet di akhir pekan dan bahkan justru bertambah. Dalam sehari jumlah tweet
di Indonesia mencapai 1 juta!
Menurut data,
kebanyakan orang-orang Indonesia nge-tweet pada malam hari.
Taukah Anda fenomena-fenomena
apa saja yang mencuat di dunia nyata setelah sempat menjadi trending topic di
twitter? Ya, sangat banyak Saudaraku. Diantaranya adalah briptu Norman, kasus
Prita, dan kasus pemukulan TNI. Dari twitter mereka bisa menjadi terkenal. Dari
twitter masalah mereka bisa terpecahkan oleh dukungan jutaan massa di seluruh
Indonesia. Maa syaa-Allaah…
Begitu pun dengan
gerakan Indonesia Tanpa Jil (selanjutnya disebut ITJ…). Gerakan ini hanya
berawal dari twitter. Namun, saat ini ITJ telah menjadi sebuah gerakan massive
dengan RIBUAN follower. Begitu dahsyatnya gerakan ini sampai-sampai ketika
mereka mengajak pentolan-pentolan JIL untuk berdebat di radio Hard Rock FM,
tidak ada seorang pun dari mereka yang hadir memenuhi undangan! Sampai-sampai
saat ini orang-orang JIL sudah malu mengakui bahwa mereka adalah anggota JIL
sekalipun mereka berpemikiran liberal!
Dari gerakan yang
berawal di social media ini, sungguh banyak orang yang telah mendapatkan
hidayah. Follower-Follower ITJ bukan hanya dari kalangan ADK saja tetapi juga
kalangan punk, wanita berpakaian terbuka, tidak berhijab, artis-artis, dll. Karena
sesuai sabda Nabi Muhammad bahwa adakalanya agama ini dibela oleh orang-orang
yang berdosa, maka keikutsertaan mereka tidaklah menjadi masalah. Justru mereka
ini yang pemahaman islamnya masih rendah sangat semangat membela agama-Nya!
Apakah Allah tidak ridho dengan mereka? Jika Allah ridho maka in syaa-Allaah,
mereka cepat atau lambat akan mendapatkan hidayah dari-Nya.
Dan sudah terbukti! Ada
follower yang ketika bergabung dia berpacaran. Setelah dua minggu dia nge-tweet
bahwa dia kini berhijab dan sudah memutuskan pacarnya! Ada wanita ber-tanktop
dan setelah beberapa minggu dia kini berhijab! Sungguh Saudaraku, jika satu
orang saja yang mendapat hidayah oleh perantaraan kita itu lebih baik dari
dunia seisinya…
Sungguh Akhi/Ukhti…
social media adalah sebuah MEDAN DAKWAH kita. Disini objek-objek dakwah kita
berkumpul. Disini, terjadilah perang pemikiran yang meracuni setiap orang
disekitar kita, yang menyerang kita bahkan ketika kita sedang di dalam kamar
tidur kita sekalipun!
Social media ini
benar-benar wasilah dakwah yang luar biasa. Dia massif, artinya dalam sekali
tweet misalnya, 2 ribu, 3 ribu, bahkan puluhan ribu orang membaca gagasan kita.
Bandingkan dengan cara konvensional seperti halaqoh biasa.
Berapa kelompok yang
antum pegang?
Satu…? Dua…? Atau
sepuluh…?
Bahkan jika sepuluh
kelompok pun yang antum pegang, itu hanya seratus orang objek dakwah!
Bandingkan dengan masifnya social media ini! Lantas, kenapa kita tidak terjun
ke ladang ini?
Dia efisien dan
personal, artinya kita tidak perlu mendatangi satu-persatu objek dakwah kita
untuk dapat diskusi secara personal.Biaya yang kita perlukan sangat seikit
dibandingkan manfaat yang begitu besar.Ya, cukup di social media ini semua
orang dapat berdiskusi dengan public figure yang jika ingin bertemu di dunia
nyata memerlukan birokrasi yang luar biasa! Saat ini para da’i liberalisme
dan pluralisme sedang menyerang
saudara-saudara kita yang online secara PERSONAL. Mereka berdiskusi dengannya,
mereka serang pemikirannya, mereka rubuhkan tembok imannya…
Maa Syaa-Allaah…Lantas,
kenapa kita tidak terjun ke ladang ini?
Repetitif, artinya kita
bisa terus menerus mengulang suatu konten dakwah sepuas kita hingga dia masuk
kea lam bawah sadar objek dakwah. Seperti iklan so nice, walaupun iklannya
jelek, karena terus diulang akhirnya kita makan so nice juga… Apalagi kalau
kontennya berkualitas.
Lantas, kenapa kita
tidak terjun ke ladang ini?
Efektif, artinya kita
dapat memasukkan gagasan-gagasan keislaman secara jitu dan dengan hasil yang
nyata.Lihatlah betapa banyak contoh orang-orang yang telah mendapat hidayah
dari gerakan yang berawal di social media.
Lantas, kenapa kita
tidak terjun ke ladang ini akhi / ukhti…?
Dalam menggunakan
social media ada beberapa strategi yang harus kita perhatikan agar dakwah kita
lebih “menjual”.
Pertama adalah
fokus.Kita harus fokus di suatu tema misalnya ITJ. Dengan focus kita akan
mempunyai sebuah branding yang bagus dan dapat membahas secara lebih mendalam.
Kita dapat menjadi ahli-ahli di sekian banyak bidang yang harus diperbaiki dari
negara ini.
Kedua, kata-kata kita
haruslah tajam. Jangan sekedar menulis “berbuat baiklah kepada kedua orang tua”
dan semacamnya! Tulislah yang mem”provokasi” dengan konten yang benar! Sebagai
contoh:
Orang JIL menulis
“Jalan raya di Indonesia ini dibuat dengan devisa dari hasil judi. Jadi orang
muslim yang berusaha menutup tempat judi jangan pakai jala raya. Pakai
helicopter saja!”
Bagaimana antum
membalas gagasan ini?
Contoh balasan yang
baik adalah: “Negara ini merdeka oleh darah kaum muslimin dan bukan oleh darah
penjudi. Oleh karena itu, para penjudi keluar saja dari tanah air ini!”
Begitulah saudaraku,
diksi yang tajam akan dapat mematahkan sebuah gagasan. Diksi yang tajam akan
dapat memancing dukungan. Maka gunakanlah diksi yang tajam! Berpikirlah sebelum
meng-update status atau tweet! Karena setiap tulisan antum akan dilihat ribuan
orang…
Ketiga adalah
konsisten.Arti konsisten disini adalah kita harus rutin dalam memberika kuliah2
di social media.Konsistensi ini sangat berat.Bayangkan saja antum membahas
tentang suatu tema dan harus selalu ter-update setiap dua hari sekali.Tetapi
beratnya konsistensi ini sebanding dengan pentingnya dan manfaat darinya. Maka
marilah kita konsisten!
Ada beberapa tips agar
dakwah kita di social media bisa berhasil:
1.
Kenali segmen
Segmen
kita di social media adalah anak muda.Maka bahaslah sesuatu yang sesuai dengan
segmen kita.Gunakan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan segmen kita.
2.
Hindari perdebatan
Jangan
kita sering berdebat di social media apa lagi dengan sesama aktivis. Teruslah
memberikan kuliah-kuliah baik didengan maupun tidak dan jangan sibuk berdebat.
3.
Update informasi
Bagaimana
bisa kita menghasilkan kuliah-kuliah yang bermutu tanpa mengetahui kondisi
kekinian? Permasalahan-permasalahan bangsa terus bermunculan sehingga kita
harus terus update dan dapat membeikan tanggapan atas semua permasalahan
4.
Memperluas wawasan
Kita
perlu mempelajari agama Kristen jika ingin memperbaiki kesalahan pemikiran
mereka.Kita perlu mempelajari pemikiran JIL unutk dapat melawan gagasan-gagasan
mereka. Karena itu perluaslah wawasan!
5.
Jangan berhenti belajar
Ketika
kita akan nge-tweet atau update status, bacalah buku tentang topic yang akan
kita bicarakan. Jangan menulis tanpa dasar yang kuat karena ketika kita
diserang balik, bisa jadi kita yang terbawa arus.
6.
Bahasa sesuai dengan yang diajak bicara
Jika
kita mengajak diskusi anak gaul, jangan menggunakan bahasa-bahasa “langit”. Itu
akan membuatnya lari atau setidaknya tidak dapat menangkap maksud pembicaraan
kita.
dakwah sosial media
Reviewed by Nurul Hidayat
on
Mei 24, 2013
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar