banner image

alat penangkapan ikan

Alat Penangkapan Ikan
1.       Rumpon
Rumpon adalah suatu konstruksi bangunan yang dipasang didalam air dengan tujuan untuk memikat ikan agar berasosiasi dengannya  sehingga memudahkan penangkapan ikan tersebut (Monintja, 1995). Rumpon telah lama dikenal di Indonesia maupun negara-negara seperti Philipina dan negara-negara Pasifik Barat. Di Indonesia ada dua jenis rumpon, yaitu rumpon laut dangkal yang dipasang pada kedalaman kurang dari 100 meter dan biasanya untuk ikan pelagis kecil. Rumpon jenis kedua adalah jenis rumpon laut dalam yang dipasang pada kedalaman lebih dari 600 meter untuk perikanan tuna dan cakalang. Prinsip suatu penangkapan ikan dengan alat bantu rumpon, disamping rumpon berfungsi untuk mengumpulkan ikan, pada hakekatnya adalah agar kawanan (schooling) ikan tersebut mudah ditangkap dengan alat tangkap yang dikehendaki. Diduga ikan yang tertarik dan berkumpul disekitar rumpon adalah karena rumpon berfungsi sebagai tempat berlindung dan mencari makan (Subani,1986). Adanya ikan disekitar rumpon menciptakan suatu arena makan dan dimakan, dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan mikroalga ketika rumpon dipasang. Hewan-hewan kecil akan menarik ikan-ikan pelagis kecil dan selanjutnya ikan-ikan pelagis besar akan memangsa ikan-ikan pelagis kecil.
Rumpon sebagai alat bantu penangkapan dipasang ditengah laut. Oleh karena itu agar rumpon dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuannya maka dalam pemasangannya diperlukan adanya informasi tentang kedalaman. Kecerahan air, arus, suhu, salinitas dan keadaan topografi dari dasar perairan dimana rumpon akan dipasang. Informasi dasar tersebut sangat diperlukan untuk diketahui agar dalam pemasangan rumpon benar-benar tepat pada perairan yang diharapkan dan menghindari rumpon putus. Pemasangan rumpon juga harus memperhatikan aspek biologis dari ikan yang menjadi sasaran penangkapan. Hal ini bertujuan agar rumpon yang dipasang benar-benar pada perairan yang subur atau banyak ikannya.
Secara garis besar rumpon menurut Preston (1982) dan Maydia (1990) dalam Mulyana S. Baskoro (2005) adalah tersusun dari tiga bagian utama yang terdiri dari attraktor, mooring line dan pemberat. Konstruksi rumpon, terdiri dari komponen-komponen yang sama bila dilihat berdasarkan fungsinya seperti pelampung, alar pengumpul ikan, tali temali dam pemberat, tetapi untuk rumpon-rumpon yang dipergunakan oleh nelayan di berbagai lokasi di Indonesia mempunyai perbedaan bila dilihat dari material masing-masing komponen konstruksi rumpon tersebut.
Didalam pengoperasian alat tangkap, rumpon dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengoperasian alat tangkap pancing, gillnet atau purse seine. Disamping itu pengoperasian rumpon tersebut kadang-kadang dikombinasikan antara rumpon dengan lampu sertaikan yang sudah terkumpul di rumpon yang satu digabung dengan rumpon yang lain sebagaimana pengoperasian alat tangkap purse seine type Philipina dimana satu alat tangkap purse seine dalam pengoperasiannya dapat menggunakan 3-4  buah rumpon tergantung jumlah kapal lampu (lamp boat) yang digunakan dalam pengoperasiannya.
gambar-gambar rumpon ikan
 
2.      Pancing Tonda (Troll Line)
Pancing tonda adalah alat penangkap ikan yang terdiri atas seutas tali panjang dan umpan. Pancing ditarik dibelakang kapal yang sedang bergerak. Umpan yang dipakai adalah umpan buatan (Ayodhyoa dalam Endratno, 2002). Menurut Subani dan Barus dalam Endratno (2002) pancing tarik umumnya lebih dikenal dengan nama pancing tonda (troll line). Pancing ini pada prinsipnya terdiri atas tali panjang, mata pancing dan pemberat. Cara penangkapan dilakukan dengan cara menarik pancing tersebut, baik dengan perahu layar maupun perahu motor, secara horizontal menelusuri permukaan air.
Pancing tonda atau pancing tarik merupakan alat tangkap tradisional yang bertujuan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis seperti tuna, cakalang dan tongkol yang biasa hidup dekat permukaan, Jenis-jenis ikan ini mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan mempunyai kualitas daging tinggi (Gunarso dalam Endratno, 2002). Alat tangkap tonda di Indonesia lebih populer dibanndingkan dengan alat tangkap lain seperti huhate (pole and line) dan rawai tuna (tuna long line), karena relatif lebih murah dan pengoperasiannya sangat mudah (Fari et al., 1989).
Menurut Subani dan Barus dalam Endratno (2002), pancing tonda (troll line) dioperasikan hampir diseluruh perairan Indonesia dengan berbagai modifikasi dan penamaan yang berbeda-beda. Pancing tonda memiliki nama daerah seperti pancing irit (Jawa), pancing mili-mili (Lampung), pancing pamelesan (Bali) dan kakahu (Ambon).
Menurut Ayodhyoa dalam Endratno (2002), pancing tonda dikelompokkan pada alat tangkap dengan beberapa kelebihan, yaitu : metode pengoperasian relatif lebih sederhana,` modal yang diperlukan lebih sedikit , dapat menggunakan umpan buatan , syarat-syarat fishing ground relatif lebih sedikit dan dapat bebas memilih , ikan yang tertangkap seekor demi seekor, sehingga kesegarannya dapat terjamin.
Sedangkan beberapa kekurangan pancing tonda adalah : jumlah hasil tangkapan lebih sedikit dibandingkan alat tangkap yang lain , keahlian perseorangan sangatlah menonjol, pada tempat, waktu dan syarat-syarat lain yang sama sekalipun hasil tangkapan yang diperoleh seseorang belum tentu sama.
Umpan dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu umpan alami dan umpan buatan. Pancing tonda jarang sekali menggunakan umpan alami, karena mudah lepas dan rusak. Menurut Ruivo vide Hendrotomo dalam Endratno (2002), umpan berfungsi untuk memberi rangsangan (stimulus) yang bersifat fisik maupun kimia yang dapat memberikan respon bagi ikan tertentu untuk datang selama operasi penangkapan.
Djatikusumo dalam Endratno (2002) menerangkan bahwa umpan yang baik jika memenuhi syarat berikut : tahan lama, artinya tidak mudah busuk,  mempunyai warna yang mengkilat sehingga terlihat dan  menarik bagi ikan yang menjadi tujuan penangkapan , mempunyai bau yang spesifik untuk merangsang ikan datang , harganya terjangkau , mempunyai ukuran yang memadai dan disenangi oleh ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
 gambar-gambar pancing tonda
alat penangkapan ikan alat penangkapan ikan Reviewed by Nurul Hidayat on Mei 24, 2013 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.