KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT
karena hanya dengan berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan tugas laporan
penelitian yang berjudul “ Jenis-jenis Batuan Beku ”.
Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Geologi Teknik, program study Teknik
Sipil, fakultas teknik, Universitas Bandar Lampung.
Dengan telah diselesaikanya laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. A. Ikhsan Karim, MT. selakudosen mata kuliah geologi teknik dan semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Penulis sangat sadar akan kekurangan
dan ketidaksempurnaan dari laporan ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan. Semoga laporan ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua
dan penulis pada khususnya.
Bandar
Lampung, 16 Januari
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dunia ini banyak
sekali jenis jenis batuan yang kita kenal, yaitu batuan sedimen , metamorf, dan
batuan beku, masing masing memiliki karakteristik dan sifat sifat yang berbeda,
maka dari itu penulis sengaja membuat laporan ini sebagai informasi dan panduan
dalam membedakan jenis jenis batuan yang ada di seluruh dunia,
Selain itu penulis
membuat makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Geologi dan sebagi syarat
untuk mengikuti ujian akhir semester. Maka dari itu apabila ada kekurangan dari
laporan kami , kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan dimasa yang akan datang.
BATUAN
Batuan adalah benda alam yang menjadi penyusun utama bumi.
Kebanyakan batuan merupakan campuran mineral yang tergabung secara fisik
satu sama lain. Beberapa batua terutama tersusun dari satu jenis mineral saja, dan sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan mineral, bahan organik serta.
Kebanyakan batuan merupakan campuran mineral yang tergabung secara fisik
satu sama lain. Beberapa batua terutama tersusun dari satu jenis mineral saja, dan sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan mineral, bahan organik serta.
Berdasarkan kejadiannya (genesa), tekstur dan komposisi mineralnya dapat di bagi
menjadi tiga, yaitu :
1. Batuan Beku (Igneous Rocks)
2. Batuan Sedimen (Sedimentory Rocks)
3. Batuan Metamorf (Metamorphic Rocks)
Batuan beku berasal dari
cairan magma yang membeku akibat mengalami
pendinginan. Menurut ilmu petrologi semua bahan beku terbentuk dari magma
karena membekunya lelehan silikat yang cair dan pijar. Magma yang cair dan
pijar itu berada di dalam bumi dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik
ke atas mencari tempat-tempat yang lemah dalam kerak bumi seperti daerah
patahan/rekahan. Magma akan keluar mencapai permukaan bumi melalui pipagunungapi dan disebut lava, akan tetapi ada pula magama yang membeku jauh di dalam bumi dan dikenal dengan nama batuan beku dalam Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas. Mineral yang pertama terbentuk ialah mineral yang berat jenisnya besar yaitu mineral yang berwarna tua.
pendinginan. Menurut ilmu petrologi semua bahan beku terbentuk dari magma
karena membekunya lelehan silikat yang cair dan pijar. Magma yang cair dan
pijar itu berada di dalam bumi dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik
ke atas mencari tempat-tempat yang lemah dalam kerak bumi seperti daerah
patahan/rekahan. Magma akan keluar mencapai permukaan bumi melalui pipagunungapi dan disebut lava, akan tetapi ada pula magama yang membeku jauh di dalam bumi dan dikenal dengan nama batuan beku dalam Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas. Mineral yang pertama terbentuk ialah mineral yang berat jenisnya besar yaitu mineral yang berwarna tua.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi
Batuan
2.1.1 Klasifikasi Batuan Beku
A. Batuan Beku Dalam
Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk barada jauh di dalambumi
(15-50 km), proses pendinginan sangat lambat karena dekat denganastenosfer
sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal
Ciri-ciri
batuan plutonik :
a.
Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan
batuan ekstrusi.
b.
Jarang memprlihatkan sturktur
visikular (memiliki lubang-lubang gas)
c.
Batuan dapat berubah batuan yang
bebatasan pada semua sisinya.
Berdasarkan
ukurannya (diameter) batuan plutonik dibedakanmenjadi 2 macam, yaitu :
a)
Pultonik Tebular
Berukuran relatif kecil dan biasanya letaknya agak dekat ke permukaan
bumi. Contoh : Sill merupakan betuan plutonik tebular yang jika dilihat dari posisi tata letaknya bersifat concordant/selaras dengan lapisan batuan sekitarnya. Bisa mendatar, miring / tegak sesuai arah lapisan. Dike merupakan tabular yang jika dilihat darim posisi / tata letaknyabersifat discordant / memotong lapisan batuan sekitarnya. Batuandike ini sangat sulit untuk dihancurkan.
bumi. Contoh : Sill merupakan betuan plutonik tebular yang jika dilihat dari posisi tata letaknya bersifat concordant/selaras dengan lapisan batuan sekitarnya. Bisa mendatar, miring / tegak sesuai arah lapisan. Dike merupakan tabular yang jika dilihat darim posisi / tata letaknyabersifat discordant / memotong lapisan batuan sekitarnya. Batuandike ini sangat sulit untuk dihancurkan.
b)
Plutonik Masif
Batuan beku yang berupa plutonik masif berukuran lebih besar dari plutonik
tabular dan biasanya letaknya agak dalam.Plutonik mmasif terbagi atas 2 macam,
yaitu : Lakolit (laccolith), dalam bahsa Yunani, lakko adalah cadangan air dan
lithos adalah batuan. Letaknya concordant / selaras dengan betuan disekitarnya,
dapat ditemukan di bawah dome (bentuk kubah), ukurannya kecil.
Batolit (berasal dari dari kata bathos = dalam dan litohs = batuan),
dijumpai dibagian dalam dan posisi / tata lataknya discordant serta ukurannya besar. tersingkap minimal 100 km pada umumnya bertekstur granitis. Ditemukan di bawah suatu rangkaian pegunungan besar.Contoh batuan beku dalam : granit, granodiorit,gabro.
dijumpai dibagian dalam dan posisi / tata lataknya discordant serta ukurannya besar. tersingkap minimal 100 km pada umumnya bertekstur granitis. Ditemukan di bawah suatu rangkaian pegunungan besar.Contoh batuan beku dalam : granit, granodiorit,gabro.
Berikut adalah macam-macam batuan beku dalam :
1.
Batu
Granit
Granit adalah
jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak
digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah
2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari
bahasa Latin granum.
Meja granit sebagai
bidang acuan dalam proses pengukuran Dalam bidang
industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam
berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat
kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal
yang sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur
koordinat (Coordinate Measuring Machine).
Batu granit terbentuk
dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat dibawah permukaan bumi.
Ciri-ciri utama batu granit yakni warna nya putih sampai abu-abu, kadang-kadang
terdiri atas kristal-kristal kasar.
2.
Batu Apung
Batu
apung terbentuk dari pendinginan magma yang mengandung gelembung gas. Ciri-ciri
utama batu apung adalah warna ke abu-abuan berpori-pori, bergelembung,
ringandan terapung di air.
3. Batu Basalt
Batuan
basalt berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit akan kandungan mineral
silika batuan vulkanik, yang biasanya membentuk lempeng samudera di dunia.
Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral
tidak terlihat. Mineral-mineral ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan
basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama
gabbro. Gelembung gelembung dari gas karbon dioksida dan uap air terbentuk dan
melakukan ekspansi pada batuan yang meleleh mendekati permukaan. Pada periode
yang panjang di bawah gunung api, butiran butiran berwarna hijau dari mineral
olivine keluar dari larutan. Sehingga gelembung gelembung dan butiran butiran
tersebut atau phenocrysts menggambarkan dua kejadian yang berbeda di dalam
pembentukan batuan basalt tersebut.
4. Batu Sienit
Sienit berwarna
abu-abu terang, berbutir sedang - kasar dengan tekstur phaneritik. Dari
pengamatan megaskopik terlihat orthoklas/ K-feldspar dominan, sedikit
plagioklas dan biotit, batuan mempunyai sifat ke magnitan lemah sampai sedang.
Dari pengamatan sayatan tipis menunjukan tekstur holokristalin,
hipidiomorfik, berbutir halus sampai 1 mm, bentuk sub hedral–anhedral, disusun
oleh mineral orthoklas / K.Felsdpar, plagioklas, biotit, epidot kalsedon, sfene
dan mineral opak, lempung, masih terlihat relieks kembar poliomtetik. Batuan
sienit terdapat sebagai blok-blok insitu di lereng Moncong Talalo di sekitar
Kocara, intrusi ini diduga berlangsung pada kala Miosen Awal.
5. Batu Diorite
Diorite adalah
batuan beku plutonik, yaitu batuan antara granite dan gabbro. Batuan ini
mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar, mineral berwarna terang,
dan hornblende berwarna hitam. Tidak seperti granit, batuan diorite tidak
mengandung mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga tidak seperti gabbro,
diorite mempunyai warna yang lebih terang dan mengandung soda, tidak mengandung
kalsit plagioklas. Apabila batuan diorite ini dihasilkan dari letusan gunung api
maka akan terjadi pendinginan menjadi lava andesite.
6. Batu Gabro
Gabro berwarna
gelap, mempunyai bentuk ukuran butir serabut dari proses intrusive dan
merupakan batuan beku akibat proses plutonic seperti granit, hanya saja batuan
gabbro mempunyai kandungan silica yang lebih rendah dan tidak mengandung
mineral kuarsa, alkali feldspar dan hanya mengandung mineral plagioklas yang
sering dijumpai berwarna gelap dengan kandungan kalsium yang tinggi. Mineral
mineral gelap lainnya yang sering terdapat pada batuan ini adalah amphibole,
pyroxene dan kadang kadang juga biotite, olivine, magnetite, ilmenite dan
apatite. Proses erupsi yang dialami gabbro sama seperti dengan yang dialami
batuan Basalt. Mineral mineral utama pembentuk batuan Gabbro adalah hornblende,
magnetite dan mineral mineral terang dari plagioklas. Gabbro adalah nama sebuah
kota di Tuscany, Italia.
B. Batuan Beku Korok
1. Profiri Granit
Granit porfiri disebut
dengan gang (batuan intrusi). magma yang mempunyai
susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang terbentuk itu disebut porfiri granit yang berarti granit yang bertekstur
porfiri.
2. Profiri Diarit
Profir Diarit adalah
batuan yang berpotensi menjadi batuani induk (“Host Rocks”), mineralisasi logam
dasar dan logam mulia yang terbentuk bersama urat kuarsa, tersebar dan mengisi
rekahan /retakan dengan ubahan hidrotermal propilit, argilit, pilik dan
potassik. Ditemukannya mineral petunjuk epidot, diopsid aktinolit, (garnet?),
berasosiasi dengan magnetit memberi gambaran kearah dugaan bahwa telah terjadi
proses pyrometasomatisma yang menghasilkan mineralisasi skarn.
C. Batuan Beku Luar
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui
rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat
dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui
rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang
viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan
lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang
kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui
lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai
piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda
komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.
Apabila
magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava),
dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.
Dalam
klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok
batuan beku afanitik.
Berikut adalah macam-macam batuan
beku luar :
1. Riolit
Riolit terbentuk
dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang lazimnya dari letupan gunung
berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma di luar permukaan bumi. Riolit
adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya sifat asid batuan ini bergantung
kepada kandungan silika di dalamnya. Riolit di anggap berasid apabila kandungan
silikanya melebihi 66%. Riolit sering ditemukan berupa lava.
Riolit bisa digunakan sebagai bahan
baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator temperatur
tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media) dan
campuran makanan ternak.
2. Trakhit
Batuan trakhit mempunyai warna batuan abu-abu putih kehijauan dan mempunyai sifat batuan asam (felsik) dengan mineral penyusunnya silikat, magnesium oksida,MnO, dan mineral penyusun lainya. Pada batuan ini terdapat lubang- lubang
gas yang terisi
oleh mineral sekundernya pada batuan ini terdapat mineral silikat, MnO, Al2O3 ,Fe2O3 dan masih banyak lagi mineral penyusun
lainnya.
3.
Batu
Andesit
Andesit adalah
suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur
spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan
seperti di pantai barat Amerika
Selatan atau daerah-daerah
dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia. Nama andesit berasal
dari nama Pegunungan Andes. Batu andesit
banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida. Begitu
juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material ini,
misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang
batu, meja batu, arca dll.
Andesit berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai beberapa kilometer. Magma Andesite dapat juga menghasilkan letusan seperti bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan yang sangat besar. Bagian-bagian kecil yang berwarna hitam
disebut mineral biotite dan yang berwarna putih
disebut potassium feldspar Kristal terbesar
dinamakan phenocryst, terbentuk jauh sebelum lava terletuskan dan membeku, dan kristal-kristal tersebut dari bentuknya dapat menceritakan sejarah dari proses perjalanan magma. bertexture porphyritic
4. Obsidian
Batu obsidian sebenarnya
bukan batu tambang melainkan sejenis batu lahar yang dimuntahkan dari kawah
gunung api. Batu obsidian sebenarnya bukanlah batu atau mineral, melainkan kaca
natural yang terbentuk dari hasil pendinginan lahar gunung berapi yang cepat,
karena proses pendinginannya terlalu cepat maka jarang terjadi pembentukan
kristal di dalamnya, jadi tidak ada struktur kristal di dalam batu obsidian
seperti batu mineral lain. Warnanya bening seperti kaca dan warnanya
kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang
yang berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan
dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat
dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral
tertentu warnanya akan berubah. Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan
daftar keras Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.
2.1.2 Contoh Batuan Beku
A. Batuan Beku Asam
No
|
Nama Batuan
|
Jenis Batuan
|
Komposisi Mineral
|
Genesa Batuan
|
Granularitas
|
Warna Batuan
|
1
|
Granodiorit
|
Beku Asam
|
Ortoklas, dan Kuarsa
|
Ekstrusif
|
Fanerik
|
Abu keputihan
|
2
|
Riolit
|
Beku Asam
|
Ortoklas, dan Kuarsa
|
Ekstrusif
|
Afanitik
|
Putih kecoklatan
|
3
|
Granit
|
Beku Asam
|
Hornblende, dan
Feldspar
|
Intrusif
|
Fanerik
|
Putih bintik hitam
|
4
|
Niorite
|
Beku Asam
|
Hornblende, dan
Feldspar
|
Intrusif
|
Fanerik
|
Putih bintik abu
|
5
|
Pumice
|
Beku Asam
|
kuarsa
|
Intrusif
|
Fanerik
|
cream kecoklatan
|
6
|
Dacite
|
Beku Asam
|
Biotit, dan Plagioklas
|
Ekstrusif
|
Afanitik
|
Coklat bintik hitam
|
7
|
Pegmatite
|
Beku Asam
|
kuarsa, biotit
|
intrusif
|
Fanerik
|
cream keabu-abuan
|
8
|
Tonalite
|
Beku Asam
|
kuarsa, plagioklas
|
intrusif
|
Fanerik
|
abu-abu
|
9
|
Syenit
|
Beku Asam
|
kuarsa, plagioklas
|
intrusif
|
Fanerik
|
Perak keabu-abuan
|
10
|
Kimberlite
|
Beku Asam
|
kuarsa, plagioklas
|
intrusif
|
Fanerik
|
Abu kehijauan
|
B. Batuan Beku Intermediet
No
|
Nama Batuan
|
Jenis Batuan
|
Komposisi Mineral
|
Genesa Batuan
|
Granularitas
|
Warna Batuan
|
1
|
Monzonit
|
Beku Intermediet
|
Plagioklas, dan
Piroksin
|
Ekstrusif
|
Fanerik
|
Putih bintik coklat
|
2
|
Andesit porfori
|
Beku Intermediet
|
Hornblende, dan
Feldspar
|
Intrusif
|
Porfori afanitik
|
Abu-abu kecoklatan
|
3
|
Diorit
|
Beku Intermediet
|
Hornblende, dan Biotit
|
Intrusif
|
Fanerik
|
Hitam bintik puith
|
4
|
Andesit
|
Beku Intermediet
|
Hornblende, dan
Feldspar
|
Intrusif
|
Afanitik
|
Abu-abu cerah
|
5
|
Tuff
|
Beku Intermediet
|
Hornblende, dan
Feldspar
|
Intrusif
|
Afanitik
|
coklat kehitaman
|
C.
Batuan
Beku Basa
No
|
Nama Batuan
|
Jenis Batuan
|
Komposisi Mineral
|
Genesa Batuan
|
Granularitas
|
Warna Batuan
|
1
|
Gabbro
|
Beku Basa
|
Olivin, Piroksin, dan
Amfibol
|
Intrusif
|
Fanerik
|
Gelap kehitaman
|
2
|
Basalt
|
Beku Basa
|
Olivin, Piroksin, dan
Amfibol
|
Intrusif
|
Afanitik
|
Coklat kehitaman
|
3
|
Scoria
|
Beku Basa
|
Olivin, Piroksin, dan
Amfibol
|
Intrusif
|
Afanitik
|
Merah kecoklatan
|
4
|
Latit
|
Beku Basa
|
Olivin, Piroksin, dan
Amfibol
|
Intrusif
|
Afanitik
|
Hitam keabuan
|
5
|
Lherzolite
|
Beku Basa
|
Olivin, Piroksin, dan
Amfibol
|
Intrusif
|
Afanitik
|
Merah kecoklatan
|
6
|
Trachyte
|
Beku Basa
|
Olivin, Piroksin, dan
Amfibol
|
Intrusif
|
Afanitik
|
Abu-abu
|
7
|
Hornblendite
|
Beku Basa
|
Olivin, Piroksin
|
Intrusif
|
Afanitik
|
Hitam keabuan
|
8
|
Diabase
|
Beku Basa
|
Olivin, Piroksin
|
Intrusif
|
Afanitik
|
cream keabuan
|
9
|
Piroksenit
|
Beku Basa
|
Olivin, Piroksin
|
Intrusif
|
Afanitik
|
Hitam keabuan
|
10
|
olivine-gabro
|
Beku Basa
|
Olivin, Piroksin
|
Intrusif
|
Afanitik
|
Hitam kehijauan
|
D.
Batuan
Ultra Basa
No
|
Nama Batuan
|
Jenis Batuan
|
Komposisi Mineral
|
Genesa Batuan
|
Granularitas
|
Warna Batuan
|
1
|
peridotit
|
Beku Ultrabasa
|
amphibole,feldspar, quartz
|
Intrusif
|
Fanerik
|
abu-abu kehitamankomatite
|
2
|
komatite
|
Beku Ultrabasa
|
amphibole,feldspar
|
Intrusif
|
Fanerik
|
abu-abu
|
3
|
Dunite
|
Beku Ultrabasa
|
amphibole,feldspar
|
Intrusif
|
Fanerik
|
Hitam
|
4
|
Picrite
|
Beku Ultrabasa
|
amphibole,feldspar
|
Intrusif
|
Fanerik
|
Abu kehitaman
|
5
|
Harzburgite
|
Beku Ultrabasa
|
amphibole, olivine
|
Intrusif
|
Fanerik
|
cream kecoklatan
|
2.1.2 Klasifikasi Batuan Sedimen
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui
tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas
biogenik; dan pengendapan (precipitation) darilarutan. Jenis
batuan umum seperti batu kapur, batu pasir,
dan lempung, termasuk
dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Penamaan
batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut
Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau,
batulempung
Batuan sedimen termasuk batuan yang
terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Hutton
(1875; dalam Sanders, 1981) menyatakan Sedimentary
rocks are rocks which are formed by the “turning to stone” of sediments and
that sediments, in turn, are formed by the breakdown of yet-older rocks.
O’Dunn & Sill (1986) menyebutkan sedimentary
rocks are formed by the consolidation of sediment : loose materials delivered
to depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides. They may also
be created by the precipitation of CaCO3, silica, salts, and other
materials from solution (Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material
lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran
gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat
terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material
lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan
sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini
berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi
ketebalannya relatif tipis.
A. Klasifikasi Umum
Pettijohn (1975), O’Dunn & Sill (1986)
membagi batuan sedimen berdasar teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu
batuan sedimen klastika dan batuan sedimen non-klastika.
a. Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah
batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking)
terhadap batuan yang sudah ada. Proses pengerjaan kembali itu meliputi
pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian redeposisi (pengendapan kembali).
Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau efek gravitasi
(beratnya sendiri). Media yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan
yang telah ada. Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari
butiran/pecahan batuan (klastika) sehingga bertekstur klastika.
b. Batuan sedimen non-klastika adalah
batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau
pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan
batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan
kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk
sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3. Secara organik
adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan,
sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang
binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan
menjadi laut.
Sanders (1981) dan Tucker
(1991), membagi batuan sedimen menjadi :
1. Batuan sedimen detritus (klastika)
2. Batuan sedimen kimia
3. Batuan sedimen organik, dan
4. Batuan sedimen klastika gunungapi.
Batuan sedimen jenis ke empat itu adalah batuan
sedimen bertekstur klastika dengan bahan penyusun utamanya berasal dari hasil
kegiatan gunungapi.
Graha (1987) membagi batuan
sedimen menjadi 4 kelompok juga, yaitu :
1. Batuan sedimen detritus (klastika/mekanis)
2. Batuan sedimen batubara
(organik/tumbuh-tumbuhan)
3. Batuan sedimen silika, dan
4. Batuan sedimen karbonat
Batuan sedimen jenis kedua pada umumnya
bertekstur non-klastika. Tetapi batuan sedimen jenis ketiga dan keempat dapat
merupakan batuan sedimen klastika ataupun batuan sedimen non-klastika.
Berdasar komposisi penyusun
utamanya, batuan sedimen klastika (bertekstur klastika) dapat dibagi menjadi 3
macam, yaitu :
1. Batuan sedimen silisiklastika, adalah batuan
sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah kuarsa dan felspar.
2. Batuan sedimen klastika gunungapi adalah
batuan sedimen dengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan
gunungapi (kaca, kristal dan atau litik), dan
3. Batuan sedimen klastika karbonat, atau
batugamping klastika adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun
utamanya adalah material karbonat (kalsit).
B.
Warna Batuan Sedimen
Pada umumnya, batuan sedimen berwarna terang
atau cerah, putih, kuning atau abu-abu terang. Namun demikian, ada pula yang
berwarna gelap, abu-abu gelap sampai hitam, serta merah dan coklat. Dengan
demikian warna batuan sedimen sangat bervariasi, terutama sangat tergantung
pada komposisi bahan penyusunnya.
2.1.3
Batuan Metamorf
Metamorfisme merupakan proses yang menyebabkan perubahan
teksture, mineralogi atau kedua-duanya yang terjadi pada batuan dengan limit
bawahnya diagenesis dan pelapukan dan limit atasnya adalah melting (peleburan).
Proses perubahan teksture yang tidak diiringi oleh perubahan mineraloginya ada
2 macam, yaitu : Cataclastic dan rekristalisasi. Cataclastic adalah proses
penghancuran pada batuan, sedangkan rekristalisasi adalah proses penyusunan
kembali kristal lattice dan hubungan dalam butir melalui migrasi ion dan
deformasi lattice, tanpa disertai penghancuran butiran. Neocristalisasi adalah
proses pembentukan mineral baru yang tidak terdapat pada batuan metamorf
sebelumnya. Proses serupa terjadi juga selama proses diagenesis. Jadi
metamorfisme boleh dikatakan sama dengan diagenesis, tetapi hanya meliputi
proses yang terjadi pada permukaan bumi (p dan t rendah).
Batuan metamorf adalah batuan dengan teksture dan mineral
yang menggambarkan cataclastik, rekristalisasi atau neokristalisasi sebagai
respon terhadap kondisi yang berbeda dari pembentukan batuan tersebut dan
proses diantara diagenesis dan anatexis. Batua asal dari metamorf ini biasa
berasal dari batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf itu sendiri
tapi dengan derajat yang lebih rendah. Metamofisme, dapat juga terjadi pada
temperature and pressures yang lebih tinggi dari 200oC and 300 MPa. Batuan yang
terkena proses metamorfisme bisa saja berada pada kedalaman jauh dari permukaan
bumi seperti yang terjadi pada zona subduksi atau collision. Batas atas dari
metamorfisme terjadi pada pressure and temperature dimana batuan tidak mengalami
fasa melting atau peleburan. Jika telah mengalami melting maka tidak dapat lagi
disebut sebagai metamorfisme.
Batuan
metamorf (atau batuan malihan) juga salah satu kelompok
utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan
yang telah ada sebelumnya, protolith,
oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti
"perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari
150 °Celsius)
dan tekanan ekstrem akan mengalami perubahan
fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan
sedimen, batuan beku,
atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf
adalah gneis, batu sabak, batu marmer,
dan skist.
Batuan
metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur
dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan
diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk olehintrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam
batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang
bersuhu tinggi.
Penelitian
batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita
informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di
dalam permukaan bumi.
Batuan
metamorf dapat dibedakan menjadi berikut ini.
a.
Batuan Metamorf Kontak
Batuan
yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi
(sebagai akibat dari aktivitas magma). Adanya suhu yang sangat tinggi
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Contohnya batu
kapur (gamping) menjadi marmer.
b.
Batuan Metamorf Dinamo
Batuan
yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya tekanan yang tinggi
(berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama. Contohnya batu lumpur (mud
stone) menjzdi batu tulis (slate). Batuan ini banyak dijumpai di daerah patahan
atau lipatan.
c.
Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis
Batuan
yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh gas-gas yang ada
pada magma. Contohnya kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas.
A. Struktur Batuan Metamorf
Secara umum struktur yang dijumpai di dalam
batuan metamorf dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu struktur foliasi dan
struktur non foliasi. Struktur foliasi ditunjukkan oleh adanya penjajaran
mineral-mineral penyusun batuan metamorf, sedang struktur non foliasi tidak
memperlihatkan adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
1. Struktur Foliasi
a. Struktur Skistose:
struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit, muskovit,
felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.
b. Struktur Gneisik:
struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular, jumlah mineral
granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.
c. Struktur Slatycleavage:
sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran mineraloginya sangat halus
(dalam mineral lempung).
d. Struktur Phylitic:
sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya sudah
mulai agak kasar.
2. Struktur Non Foliasi
a. Struktur Hornfelsik:
struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relatif seragam.
b. Struktur Kataklastik: struktur yang
memperlihatkan adanya penghancuran terhadap batuan asal.
c. Struktur Milonitik:
struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya orientasi mineral yang
berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.
d. Struktur Pilonitik:
struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan permukaan yang berbentuk
paralel dan butiran mineralnya lebih kasar dibanding struktur milonitik, malah
mendekati tipe struktur filit.
e. Struktur Flaser:
sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk lensa yang
tertanam pada masa dasar milonit.
f. Struktur Augen:
sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir felspar
dalam masa dasar yang lebih halus.
g. Struktur Granulose:
sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran beragam.
h. Struktur Liniasi:
struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus atau fibrous.
B. Tekstur Batuan Metamorf
Tekstur yang berkembang selama
proses metamorfisme secara tipikal penamaanya mengikuti kata-kata yang
mempunyai akhiran -blastik.
Contohnya, batuan metamorf yang berkomposisi kristal-kristal berukuran seragam
disebut dengan granoblastik.
Secara umum satu atau lebih mineral yang hadir berbeda lebih besar dari
rata-rata; kristal yang lebih besar tersebut dinamakan porphiroblast. Porphiroblast,
dalam pemeriksaan sekilas, mungkin membingungkan dengan fenokris (pada batuan
beku), tetapi biasanya mereka dapat dibedakan dari sifat mineraloginya dan
foliasi alami yang umum dari matrik. Pengujian mikroskopik porphiroblast sering
menampakkan butiran-butiran dari material matrik, dalam hal ini disebut poikiloblast.
Poikiloblast biasanya dianggap
terbentuk oleh pertumbuhan kristal yang lebih besar disekeliling sisa-sisa
mineral terdahulu, tetapi kemungkinan poikiloblast dapat diakibatkan dengan
cara pertumbuhan sederhana pada laju yang lebih cepat daripada mineral-mineral
matriknya, dan yang melingkupinya. Termasuk material yang menunjukkan (karena
bentuknya, orientasi atau penyebarannya) arah kenampakkan mula-mula dalam
batuan (seperti skistosity atau perlapisan asal); dalam hal ini porphiroblast
atau poikiloblast dikatakan mempunyai tekstur
helicitik. Kadangkala batuan metamorf terdiri dari kumpulan butiran-butiran
yang berbentuk melensa atau elipsoida; bentuk dari kumpulan-kumpulan ini
disebut augen (German untuk “mata”), dan umumnya
hasil dari kataklastik (penghancuran, pembutiran, dan rotasi). Sisa kumpulan
ini dihasilkan dalam butiran matrik. Istilah umum untuk agregat adalahporphyroklast.
1. Tekstur Kristaloblastik
Tekstur batuan metamorf yang
dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan lagi atau
memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru. Dalam penamaannya menggunakan
akhiran kata –blastik.
a. Tekstur Porfiroblastik:
sama dengan tekstur porfiritik (batuan beku), hanya kristal besarnya disebut porfiroblast.
b. Tekstur Granoblastik:
tekstur yang memperlihatkan butir-butir mineral seragam.
c. Tekstur Lepidoblastik:
tekstur yang memperlihatkan susunan mineral saling sejajar dan berarah dengan
bentuk mineral pipih.
d. Tekstur Nematoblastik:
tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-mineral prismatik yang sejajar dan
terarah.
e. Tekstur Idioblastik:
tekstur yang memperlihatkan mineral-mineral berbentuk euhedral.
f. Tekstur Xenoblastik:
sama dengan tekstur idoblastik, namun mineralnya berbentuk anhedral.
2. Tekstur Palimpset
Tekstur batuan metamorf yang
dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal masih bisa diamati. Dalam
penamaannya menggunakan awalan kata –blasto.
a. Tekstur Blastoporfiritik:
tekstur yang memperlihatkan batuan asal yang porfiritik.
b. Tekstur Blastopsefit:
tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lebih
besar dari pasir.
c. Tekstur Blastopsamit:
sama dengan tekstur blastopsefit, hanya ukuran butirnya sama dengan pasir.
d. Tekstur Blastopellit:
tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lempung.
C. Komposisi Batuan Metamorf
Pertumbuhan dari
mineral-mineral baru atau rekristalisasi dari mineral yang ada sebelumnya
sebagai akibat perubahan tekanan dan atau temperatur menghasilkan pembentukan
kristal lain yang baik, sedang atau perkembangan sisi muka yang jelek; kristal
ini dinamakan idioblastik,
hypidioblastik, atau xenoblastik.
Secara umum batuan metamorf disusun oleh mineral-mineral tertentu (Tabel 3.13),
namun secara khusus mineral penyusun batuan metamorf dikelompokkan menjadi dua
yaitu (1) mineral stress dan (2) mineral anti stress.
Mineral stress adalah mineral
yang stabil dalam kondisi tekanan, dapat berbentuk pipih/tabular, prismatik dan
tumbuh tegak lurus terhadap arah gaya/stress meliputi: mika,
tremolit-aktinolit, hornblende, serpentin, silimanit, kianit, seolit,
glaukopan, klorit, epidot, staurolit dan antolit. Sedang mineral anti stress
adalah mineral yang terbentuk dalam kondisi tekanan, biasanya berbentuk
equidimensional, meliputi: kuarsa, felspar, garnet, kalsit dan kordierit.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah Makalah tentang “ Jenis-jenis
Batuan Beku “ penulis sampaikan, dengan tujuan demi memenuhi tugas Geologi
Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Bandar Lampung. Apabila ada kesalahan
dalam pengetikan kata atau yang lain lain penulis memohon maaf, tak lupa pula
penulis berterima kasih kepada semua bidang yang membantu pembuatan makalah ini
tanpa ada bantuan penulis tidak akan bisa menyelesaikan Makalah tentang “ Jenis-jenis
batuan Beku “ ini.
Kesimpulan
Dengan
adanya penelitian semacam ini kita dapat mengetahui berbagai macam jenis
batu-batuan dibumi ini. Jenis-jenis batuan terbagi menjadi 3 yaitu :
ü Batuan
Beku ( igneous Rocks )
ü BAtuan
Sedimen ( sedimentary Rocks )
ü Batuan
Metamorf ( Metamorphick Rocks )
Selain
dapat mengetahui macam-macamnya. Kita juga dapat mengetahui berbagai
karakteristik dari masing-masing batuan ,seperti warna batuan, struktur batuan,
tekstur batuan, komposisi mineral, derajat kristalisasi, dan juga
sifat-sifatnya.
Batuan
beku adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang
mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Batuan
endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui
tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas
biogenik
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan
berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies
metamorf) Mereka terbentuk jauh
dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta
tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk olehintrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat
dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
macam-macam batuan alam
Reviewed by Nurul Hidayat
on
Mei 19, 2013
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar